Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

2 Siswa Sakit, 29 Mundur

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilustrasi UNBK

Unas SMP Hari Kedua Diwarnai Gangguan Listrik

BANYUWANGI – Ujian Nasional (unas) jenjang SMP/sederajat di Banyuwangi menyisakan pekerjaan rumah (PR) bagi jajaran Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat. Betapa tidak, di saat pemkab menggalakkan gerakan daerah mengangkat anak putus sekolah (Garda Ampuh), ternyata ada 29 siswa yang terdaftar sebagai peserta unas justru mengundurkan diri.

Lantaran sudah mengundurkan diri, sebanyak 29 siswa itu pun tidak mengikuti unas yang digeber mulai Senin (2/5) tersebut. Selain siswa yang tidak ikut ujian lantaran mengundurkan diri, ada juga dua siswa yang berhalangan hadir karena sakit.

Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno, mengatakan jumlah siswa SMP dan MTs yang terdaftar sebagai peserta unas tahun ini mencapai 24.391 orang.

Namun, tidak semua siswa yang terdaftar mengikuti ujian. “Ada 31 siswa yang tidak hadir. Dua anak sakit, sedangkan sisanya (29 orang) mengundurkan diri,” ujarnya kemarin (3/5). Suratno, siswa yang berhalangan mengikuti unas lantaran sakit bisa mengikuti unas susulan yang bakal digeber pada 22 Mei sampai 23 Mei mendatang.

“Sedangkan anak-anak yang mengundurkan diri menjadi target kami untuk diikutkan pada ujian kesetaraan paket B,” kata dia. Suratno menambahkan, siswa yang menjadi target untuk diikutkan pada ujian kesetaraan Paket B merupakan siswa yang memang enggan meneruskan pendidikan.

“Sedangkan anak-anak yang mengundurkan diri karena terkendala biaya, akan kami masukkan dalam program Garda Ampuh agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/ sederajat. Data siswa yang mengundurkan diri itu sudah kami kantongi by name by addres,” akunya.

Sementara itu, Kendala internet yang mewarnai pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di berbagai daerah, tidak berlaku di Banyuwangi. Kendala internet itu berhasil diatasi berkat langkah cerdas tim teknisi dan proktor unas di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini.

Bukan itu saja, langkah antisipatif yang dilakukan sekolah-sekolah penyelenggara menyediakan mesin genset, kendala pemadaman listrik juga berhasil diatasi. Berkat kreativitas dan langkah cerdas tersebut, pelaksanaan UNBK di Bumi Blambangan berjalan relatif lancar hingga penyelenggaraan unas hari kedua kemarin (3/5).

Informasi yang dikumpulkan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, kendala jaringan internet sempat mewarnai pelaksanaan unas sesi ketiga di hari pertama Selasa lalu (2/5). Kendala jaringan internet itu terjadi lantaran gangguan yang dialami pihak operator penyedia jasa internet di wilayah Sidoarjo dan Batam.

Nah, untuk mengantisipasi gangguan jaringan internet tersebut, sekolah-sekolah penyelenggara UNBK mengunduh token seluruh peserta dengan menggunakan sistem penambatan modern eksternal alias tathering.

“Karena online server sekolah dengan server pusat hanya diperlukan saat sinkronisasi dan pengambilan token. Kendala internet oleh operator penyedia jasa pada sesi ketiga hari pertama Selasa lalu berhasil diatasi dengan cara tathering. Sehingga pelaksanaan UNBK tetap berjalan lancar,” ujar Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno kemarin.

Sementara itu, di hari kedua pelaksanaan unas kemarin, kendala internet tidak lagi terjadi. Namun, kali ini terjadi sedikit gangguan aliran listrik di wilayah Kecamatan Muncar dan Kalipuro. Beruntung, aliran listrik yang sempat down tersebut tidak berlangsung lama.

“Selain itu, di wilayah Siliragung juga sempat ada kendala aliran listrik, tetapi sekolah sudah menyiapkan mesin genset,” kata Suratno. Sementara itu, langkah berbeda dilakukan pihak SMP Katolik Santo Yusuf Banyuwangi dalam menghadapi gangguan internet saat pelaksanaan unas. Jaringn internet di satu komputer yang digunakan peserta pada sesi ketiga unas hari pertama Selasa lalu sempat ngadat.

Kepala SMP Katolik Santo Yusuf, Rikson Sianipar, mengatkan pada sesi ketiga hari pertama lalu, satu siswa mengalami kendala internet. Kendala yang dimaksud adalah, ketiga tersebut siswa selesai mengerjakan soal nomor satu dan hendak beralih ke soal nomor dua, loadingnya lama.

“Tetapi hal itu bisa segera diatasi dengan cara mengganti token peserta. Setelah token diganti, siswa tersebut bisa  ujian dengan lancar,” ujarnya.  Di sisi lain, Suratno menargetkan seluruh SMP di Banyuwangi melaksanakan UNBK tahun depan.

Dia mengaku sudah mengantongi referensi dari pelaksanaan UNBK kali pertama untuk jenjang SMP tahun ini. “Ternyata berbagai kendala bisa diatasi. Misalnya SMP yang terkendala daerahnya tidak terjangkau jaringan internet, bisa menumpang di sekolah lain.

Tahun ini, langkah itu dilakukan SMP Negeri 2 Licin dengan cara menumpang pelaksanaan UNBK di SMK Negeri 1 Banyuwangi,” kata dia.

Selain itu, imbuh Suratno, sekolah yang memiliki komputer namun tidak mencukupi untuk melaksanakan UNBK bisa menumpang di wilayah lain. “Atau bisa juga pihak sekolah meminjam komputer atau laptop milik guru dan murid untuk menggelar UNBK,” kata dia.

Seperti diketahui, jumlah SMP dan MTs yang menyelengrakan unas tahun ini mencapai 262 lembaga. Rinciannya, SMP sebanyak 165 lembaga dan MTs sejumlah 97 lembaga.

Diamara 165 SMP penyelenggara unas, sebanyak 108 sekolah menggelar UNBK dan 57 sekolah menyelenggarakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP). Nah, dari 108 sekolah yang menyelenggarakan UNBK, sebanyak 44 sekolah menggeber ujian secara mandiri, sedangkan 64 sekolah lain menyelenggarakan UNBK dengan cara menumpang di sekolah lain.

Sedangkan  MTs yang menyelenggarakan UNBK mencapai 28 lembaga. Sebanyak 12 MTs menyelenggamkan UNBK secara mandiri dan 16 madrasah menggeber UNBK dengan menumpang ke lembaga pendidikan lain.  Sisanya,  70 MTs menyelenggarakan UNKP. (radar)