Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

20 Orang Berminat Mengadopsi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

20BANYUWANGI – Bayi malang yang ditinggalkan orang tuanya se telah dilahirkan secara operasi  aesar di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, Banyuwangi, diserahkan ke pada pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja (Dinsosnakertrans) kemarin (1/5). Penyerahan bayi perempuan yang lahir Selasa (16/4) lalu itu di lakukan langsung Direktur RSI Fatimah, dr. Rusdi Dziban, Sp.B, kepada Kepala Dinsosnakertrans Banyuwangi, Syaiful Alam Sudrajat.

Menurut Rusdi, penyerahan itu di lakukan lantaran bayi tersebut te lah tujuh hari ditinggal kabur orang tuanya. Ya, kedua orang tua bayi tersebut meninggalkan buah hatinya di RSI Fatimah sejak 23 April lalu. Kedua orang tua bayi yang mengaku berasal dari Pasuruan itu tak kunjung mengambil sang buah hati di rumah sakit (RS) tersebut. Dikatakan, setelah kabar bayi yang ditinggal orang tuanya itu di beritakan media massa, lebih dari 20 orang menyatakan siap mengadopsi bayi mungil ter sebut.

 “Sudah tujuh hari kami in formasikan, tapi tidak ada tanggapan dari pihak keluarga. Jadi, sesuai prosedur, bayi ini kami serahkan ke Dinas Sosial (Dinsosnakertrans),” terang Rusdi. Rusdi menambahkan, sebenarnya sudah ada 20 orang lebih yang menyatakan siap me ngadopsi bayi malang tersebut. Namun, pihak RSI Fatimah tidak punya wewenang me nyerahkan bayi tersebut. Mes kipun sudah diserahkan ke pada Dinsosnakertrans, bayi pe rempuan yang saat lahir da lam kondisi kritis itu akan te tap dirawat di RSI Fatimah.

“Sebab, kalau dirawat di tempat lain, bayi ini harus beradaptasi ulang. Bayi ini akan kami rawat hingga ada pihak yang mengadopsi,” tuturnya. Lebih jauh dikatakan, walaupun saat ini kondisi bayi tersebut sudah membaik, tapi masih harus dipantau hingga setahun ke depan. Rusdi menambahkan, RSI Fatimah telah menggratiskan seluruh biaya persalinan dan perawatan bayi itu selama ditinggal orang tuanya.

Sementara itu, Kepala Dinsosnakertrans Banyuwangi, Syaiful Alam Sudrajat mengatakan, apabila hingga tujuh hari terhitung sejak kemarin, orang tua bayi tersebut tak kunjung mengambil anaknya, maka Dinsosnakertrans mempersilakan warga mengadopsi bayi malang tersebut. Namun, Dinsosnakertrans akan melakukan seleksi ketat terhadap semua warga yang hendak mengadopsi bayi perempuan berbobot tiga Kilogram (Kg) tersebut.

Menurut Syaiful, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi warga dalam mengadopsi bayi tersebut, di antaranya mengajukan permohonan resmi dan melampirkan data diri. “Kami akan mengecek langsung ke lapangan. Akan kami lihat kondisi sosial, ekonomi, dan keharmonisan rumah tangga calon pengadopsi tersebut. Keputusan adopsi itu akan diperkuat putusan pengadilan,” tegasnya. Sekadar tahu, kedua orang tua bayi itu, yakni Arini Maya sari dan Aditya, datang ke RSI Fatimah sekitar pukul 01.30 Selasa lalu (16/4).

Kali pertama datang, Arini mengalami pendarahan. Karena kondisinya lemah, pihak rumah sakit langsung melakukan operasi sekitar pukul 06.30. Pihak rumah sakit belum sempat mencatat alamat lengkap Arini dan Aditya. Mereka hanya mengaku berasal dari Pasuruan. Nah, saat lahir, kondisi bayi yang hingga kini belum diberi nama itu kritis. Bayi tersebut mengalami asfiksia atau kesulitan bernapas, tidak bergerak, dan tidak menangis.

Ironisnya, saat bayi masih dalam perawatan, kedua orang tuanya kabur. Diduga, pasangan itu kesulitan membayar biaya persalinan. Namun, menurut Rusdi, Arini sudah kabur sebelum menanyakan biaya persalinan. “Ibunya belum menanyakan biaya, tapi tiba-tiba menghilang,” pungkasnya. (radar)