Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

256 Ribu UMKM Siap Songsong MEA 2015

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Berbagai upaya penguatan sektor Usaha Mikro. Kecil dan Menengah (UMKM) menyongsong pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 terus dilakukan. Agar produk-produk UMKM mampu bersaing di tengah pasar bebas negara-negara di kawasan Asia Tenggara tersebut, Dinas Koperasi dan UMKM telah menerapkan lima langkah nyata. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Banyuwangi, Alief Kartiono mengatakan, lima langkah yang telah dilakukan untuk menyongsong MEA antara lain Peningkatan Kelembagaan UMKM.

Dia mencontohkan, selama ini masih banyak UMKM yang belum berbadan hukum. Akibatnya, UMKM tersebut kesulitan akses permodalan dari lembaga perbankan. Langkah keduayang dilakukan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku UMKM. Selain dilakukan dengan cara pemberian pelatihan, peningkatan kualitas SDM pelaku UMKM juga dilakukan dengan cara mengenalkan pelaku UMKM dengan pelaku usaha kecil lain yang telah sukses. “Targetnya, pelaku UMKM Banyuwangi naik kelas,” ujarnya dikonfirmasi saat berada di pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (23/10). 

Hal lain yang perlu dan telah dilakukan untuk menyongsong MBA 2015 adalah peningkatan manajemen usaha. Menurut Alief, selama ini banyak pelaku UMKM yang tidak melakukan pencatatan transaksi penjualan usaha miliknya. “Pelaku UMKM kita ajari akuntansi sederhana yang benar,” kata mantan Camat Wongsorejo tersebut. Langkah keempat yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM menyongsong pemberlakuan MEA adalah memfasilitasi permodalan. Dinas membantu channeling dengan lembaga perbankan yang memiliki kepedulian terhadap UMKM.

“Terutama perbankan yang memiliki skema kredit usaha rakyat atau KUR,” imbuhnya. Upaya terakhir yang tidak kalah penting, ImbuhAliet) Dinas koperasi dan UMKM memfasilitasi pemasaran produk-produk UMKM Banjarwangi. Salah satunya dengan membangun koneksi dengan outlet-outlet besar yang ada di Bali. “Karena selama ini kendala yang dial ami pelaku UMKM ad alah pemasaran,” kata dia. 

Sekadar tahu, berdasar catatan Dinas Koperasi dan UMKM, jumlah UMKM mencapai 256 ribu unit. Jika M EA resmi diberlakukan pada 2015 mendatang, ratusan ribu UMKM tersebut harus berebut pasar dengan usaha lain dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Sebab, jika MEA diberlakukan, produk-produk yang masuk ke Indonesia dari negara lain di kawasan AsiaTenggara tidak lagi terkena bca masuk dan lain-lain. Begitu pula dengan produk-produk Indonesia yang diekspor ke kawasan ASEAN. (radar)