Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

300 Ha Kekeringan, Petani Meradang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

300PESANGGARAN – Merasa keluhan tidak pernah direspons pemerintah, masyarakat Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, meradang kemarin. Mereka protes lantaran Dam Karang Tambak yang jebol 2012 lalu sampai sekarang belum diperbaiki. Jebolnya bendungan tersebut berdampak terhadap ratusan hektare lahan milik petani. Suplai air ke lahan pertanian seluas 300 hektare (Ha) macet total.

Ribuan petani menjerit karena lahan pertanian kering. Sebenarnya, pasca-jebolnya bendungan tersebut, pemerintah desa sudah mengajukan permohonan kepada Pemkab Banyuwangi. Namun, pengajuan tersebut hingga kini belum mendapat respons pemerintah. “Sudah kita laporkan secara tertulis, tapi sampai sekarang belum ada perhatian,” sesal kepala desa setempat,  Riyono, kemarin.

Dia menyebut, para petani tidak bisa menanam padi gara- gara tidak ada air. Padahal, air menjadi kebutuhan mutlak menanam padi. “Persawahan seluas 300 hektare terpaksa tidak ditanami,” ungkapnya. Kekeringan itu menyebabkan ribuan warga tidak bisa menikmati hasil panen. Wargamengeluhkan minimnya perhatian pemerintah. ‘’Sekitar 1.600 kepala keluarga (KK) dan 6.000 jiwa mengeluh,” terangnya.

Menurut dia, warga sudah berupaya memperbaiki bendungan yang jebol tersebut dengan cara swadaya. Tetapi, upaya tersebut belum maksimal. ‘’Sudah beberapa kali diperbaiki, tapi jebol lagi. Yang terakhir habis Rp 14 juta, tapi jebol lagi,” ungkap Kades Riyo Para petani kembali memper baiki bendungan yang jebol ters ebut untuk kesekian kali ke marin. Mereka berharap pemerintah segera membantu dengan cara membuat bendungan per manen. ‘’Sekarang ini dana swadaya masih terkumpul Rp 5 Juta,” tandasnya.

Dengan dana terbatas itu, warga tetap melakukan perbai kan bendungan yang jebol tersebut. Padahal, anggaran perbaikan tersebut ditaksir men capai Rp 50 juta. “Nggak tahu uang dari mana lagi,” kata Riyono. Anggota DPRD juga me nyesalkan minimnya perhatian pe merintah terkait masalah tersebut. Padahal, ribuan petani su dah menunggu bantuan dari pemerintah. ‘’Kerjanya pe merintah itu apa, kok seperti ini tidak cepat ditanggapi,” kri tik Sekretaris Komisi IV, Muhamad Hidayat, yang kemarin meninjau dam yang jebol.

Terkait lambannya pe nanganan itu, dia berusaha agar per baikan bendungan tersebut segera dianggarkan dalam APBD 2014. ‘’Ini kepentingan rak yat, tidak bisa dibiarkan,” tandasnya. Sementara itu, masyarakat menyewa mesin backhoe dalam memperbaiki bendungan tersebut. Alat berat tersebut sudah mulai mengeruk sediman tanah di muara sungai yang sudah di tumbuhi banyak rumput tersebut. (radar)