Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

35 Sarjana Mengajar di Pelosok Desa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Para sarjana-sarjana muda saat pembekalan sebelum dikirim ke pelosok. (Foto: bali.tribunnews.com)

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi mengirim sarjana-sarjana yang masih muda dengan kualifikasi tertentu, ke desa-desa dalam program ”Banyuwangi Mengajar”.

Program ini telah memasuki tahun ketiga. Tahun ini, sebanyak 35 sarjana terjun membagikan ilmunya kepada anak-anak di desa yang secara geografis sulit untuk dijangkau.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, program ini mengajak lulusan perguruan tinggi untuk mengabdikan ilmunya dengan mengajar anak-anak pedesaan.

”Kami menyadari desa terutama yang secara geografis sulit dijangkau, bukan hanya butuh transfer dana, tapi juga butuh inspirasi dan injeksi semangat. Kehadiran sarjana-sarjana muda diharapkan menyemangati dan memberi inspirasi baru bagi anak-anak di desa agar terus terpacu belajar giat,” ujar Anas, Kamis (17/8/2017).

Di sisi yang lain, sambung Anas, program ini juga memberi pengalaman luar biasa bagi anak-anak muda yang ditugaskan ke desa. Selama durasi program, mereka wajib tinggal di desa pengabdian. Dengan cara ini mereka bisa mendedikasikan ilmunya tidak hanya kepada anak-anak, tetapi juga masyarakat setempat.

”Paginya mereka mengajar di SD, selepas mengajar, mereka bisa terjun ke masyarakat. Misalnya menjadi guru ngaji, menjadi motivator ibu-ibu membuka usaha, dan hal positif lainnya. Inilah gerakan bersama di mana anak-anak muda ikut membantu desa berkembang, karena tak mungkin pemerintah melakukannya sendirian. Ini jadi bekal bagi para sarjana muda untuk mengarungi masa depan,” kata bupati berusia 44 tahun ini.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Sulihtiyono menambahkan, para sarjana ini telah dibekali sejumlah materi sebelum diterjunkan, mulai kepemimpinan, materi pengajaran siswa, dan materi lain yang berhubungan dengan pengabdian diri di masyarakat.

“Dengan bekal ini, saat terjun di masyarakat mereka tidak canggung lagi. Meski bukan dari jurusan pendidikan, kami yakin mereka mampu karena telah kita bekali. Pemerintah daerah menyediakan honor khusus bulanan. Sejak dijalankan tiga tahun lalu, sudah ada 50 pengajar muda di berbagai desa yang sulit dijangkau secara geografis,“ kata Sulihtiyono.

Peserta program ini adalah sarjana asalBanyuwangi dari berbagai kampus. Tahun ini, para sarjana muda disebar dan ditempatkan di sejumlah desa antara lain Desa Watu Kebo (Kecamatan Wongsorejo), Malangsari (Kalibaru), Khayangan, Segobang (Kalipuro), dan Kandangan (Sarongan).

Seorang peeserta program, Ana Fatimatur Rohmah, mengaku senang mengikuti program ini. Dengan menjadi guru di desa yang secara geografis sulit dijangkay, dia berharap bisa memotivasi dan menyemangati anak-anak desa agar bisa meraih cita-citanya, minimal bisa kuliah seperti dia.

“Saya ini kan aslinya desa, tapi berkat beasiswa Banyuwangi Cerdas, saya bisa sarjana. Saya ingin menyemangati mereka dan membagi pengalaman ini,” kata Sarjana Pendidikan Agama Islam dari IAIN Jember ini. (bali.tribunnews.com)