Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

780 Jamaah Haji Banyuwangi Berisiko Tinggi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Seorang CJH Banyuwangi mencium putrinya sebelum berangkat ke Embarkasi Surabaya.

BANYUWANGI –  Suasana haru mewarnai pelepasan 1.278 calon jamaah haji (CJH) Banyuwangi, tadi malam. Calon tamu Allah itu  dilepas oleh Bupati Abdullah Azwar Anas di depan kantor Pemkab Banyuwangi pukul 00.00. Mereka  diangkut menggunakan 29 armada bus dengan pengawalan ketat  tiga mobil ambulans dan lima kendaraan Patwal.

Yang mengharukan, ketika bus berjalan beriringan, para CJH melambaikan tangan dari dalam kendaraan. Begitu juga sebaliknya, para pengantar yang berdiri di pingir jalan, membalas lambaian tangan tersebut. Gema labbaik allhumma labbaik membahana di sepanjang jalan A. Yani tadi malam.

Tahun ini 1.278 CJH tersebut berangkat agak malam. Mereka tergabung dalam kloter 35, 36, dan 37. Berbeda tahun lalu yang berangkat pukul 21.00.  Diperkirakan CJH masuk asrama haji Sukolilo pukul 11.00.

“Kalau berangkat lebih awal sampai Surabaya terlalu pagi. Kami khawatir waktunya terbuang. Kalau berangkat pukul 00.00 sampai Surabaya langsung bisa masuk asrama haji,” ujar H. Mukhlis, kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Banyuwangi.

Tahun lalu jumlah CJH 974 orang. Tahun ini  lebih besar dibanding tahun sebelumnya, yakni 1.278 orang. Dari 1.278 CJH yang berangkat, sebanyak 780 orang masuk kategori risiko tinggi (Risti).

Kepala Bidang (kabid) Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Banyuwangi, Waluyo mengatakan, dari 1.278 JCH Banyuwangi,  61 persen di antaranya masuk kategori risti, yakni jenis-jenis penyakit yang terdeteksi menyerang jamaah calon haji. Penyakit tersebut kadang hanya satu jenis, namun beberapa penyakit sekaligus.

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, seluruh jamaah calon haji harus melewati pemeriksaan kesehatan pertama dan kedua, serta pemeriksaan ulang di asrama haji. Sejak pemeriksaan kesehatan pertama di Puskesmas atau rumah sakit, seorang calon jamaah haji sudah terkategori dalam golongan sehat atau risiko tinggi (Risti).

Apabila termasuk dalam kelompok Risti, maka catatan atau buku kesehatan dari Puskesmas akan diberi keterangan sesuai kondisi kesehatan saat itu. Tujuannya tak lain untuk memudahkan pemantauan ulang oleh petugas kesehatan atau Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di Banyuwangi, dari 1.278 jamaah calon haji asal Banyuwangi 61 persen di antaranya mengalami resiko tinggi. Namun demikian, dari catatan kesehatan kondisi JCH masih masih memungkinkan untuk berangkat ke Tanah Suci.

Pemerintah menerapkan Permenkes No. 15 tahun 2016 tentang istitoah untuk menangani hal ini. Istitoah memiliki arti kemampuan. Setiap jamaah diperiksa untuk diketahui kadar kemampuannya melakukan haji. Apakah layak atau tidak. Oleh karenanya, JCH yang mengalami risti tersebut bisa berangkat harus dengan pendampingan, yakni pendampingan obat, alat serta pendampingan orang.

“Satu orang jamaah calon haji pun bisa dengan tiga pendampingan sekaligus, misalnya kondisi kesehatannya sudah terkontrol dengan bantuan obat, masih menggunakan alat bantu seperti, kursi roda, tongkat dan butuh pendampingan atau bantuan orang lain,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi JCH yang risti tersebut di tengah perjalanan saat keberangkatan dari Banyuwangi menuju embarkasi haji Sukolilo Surabaya, Dinas Kesehatan (Dinkes) juga akan menerjunkan tiga ambulans dengan satu dokter, dan tiga perawat.

Masing-masing kloter, imbuh Waluyo. juga sudah disiapkan TKHI yang beberapa kali sudah dibekali langsung dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama. Bahkan, TKHI dan petugas kloter juga telah berangkat lebih dulu  Minggu pagi (6/8) dari Banyuwangi menuju Surabaya untuk bersiap menerima rombongan jamaah calon haji dari Banyuwangi yang berangkat malam ini (tadi malam).

“Semoga semua jamaah calon haji dari Banyuwangi bisa berangkat ke Surabaya terus sehat hingga penerbangan dan sampai pulang kembali ke tanah air,” harapnya. (radar)