BANYUWANGI – Pendaftaran bagi sekolah yang akan menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) telah ditutup pada 25 Januari kemarin. Selain jenjang SMA dan SMK, jenjang SMP tahun ini diminta oleh Kementerian Pendidikan untuk menyelenggarakan UNBK.
Di Banyuwangi, sementara tercatat 99 sekolah dari SMP dan MTs yang dinyatakan siap menyelenggarakan ujian berbasis komputer tersebut. Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono mengatakan, dibutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk mempersiapkan SMP se-Banyuwangi untuk bisa menyelenggarakan UNBK.
Alasan Sulihtiyono, wilayah Banyuwangi cukup luas. Sehingga, untuk sekolah yang tahun ini belum bisa menyelenggarakan UNBK, Sulihtiyono menyarankan tetap menggunakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNBKP).
“Ada beberapa sekolah yang lokasinya cukup jauh. Mereka tidak mungkin menyelenggarakan sendiri karena sarananya belum memenuhi. Jarak dari SMK terdekat juga cukup jauh, jadi sementara mereka melaksanakan ujian dengan kertas,” ujar Sulih.
Sedangkan untuk persiapan saat ini, Kabid SMP, Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno mengatakan, sudah ada 99 sekolah yang terdiri dari 82 SMP dan 17 MTs yang siap melaksanakan UNBK. Beberapa dari sekolah tersebut sudah dapat menyelenggarakan UNBK secara mandiri. Tetapi sebagian besar sekolah harus menggunakan fasilitas SMK atau SMA terdekat untuk bisa menyelenggarakan UNBK.
“Tidak semua sekolah komputernya memenuhi sesuai jumlah. Yaitu minimal sepertiga dari jumlah siswa kelas IX yang akan mengikuti UNBK. Jadi mereka akan menggunakan fasilitas milik SMK yang juga menyelenggarakan ujian komputer,” kata Suratno.
Dia menambahkan, meski pendaftaran untuk sekolah penyelenggara UNBK sudah ditutup, namun pihaknya masih berusaha mendorong beberapa sekolah yang lokasinya berdekatan dengan SMA atau SMK penyelenggara UNBK untuk bisa menyelenggarakan juga.
“Data masih terus berubah. Intinya yang menyelenggarakan UNBK ada 99 sekolah, tapi mereka bisa jadi menyelenggarakan secara mandiri bisa juga bergabung. Datanya bisa diakses di www.ubk.kemdikbud. go.id ,” imbuhnya.
Terkait sekolah yang belum mampu menyelenggarakan UNBK tahun ini, Suratno mengatakan tidak akan memaksakan. Karena jika dipaksakan justru akan berpengaruh kepada kesiapan para siswa yang akan mengikuti ujian. “SMP Negeri hampir semua UNBK, kecuali sekolah yang cukup jauh dari SMK terdekat. Seperti SMPN 1 Licin, kita tidak bisa paksakan. Apalagi tempat tinggal siswanya kebanyakan jauh, jadi tahun ini menggunakan kertas dan pensil dulu,” terangnya.
Sementara itu, di lapangan beberapa SMK mengungkapkan, jika sudah ada SMP yang mengajukan untuk menyelenggarakan UNBK dengan meminjam peralatan milik mereka. Seperti yang disampaikan Kepala SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi, Inonu Thaimya.
Dia mengatakan sudah ada salah satu SMP swasta yang meminta bergabung dengan sekolahnya. Dia pun menyatakan siap membantu, asalkan sekolah juga menyiapkan beberapa peralatan pendukung seperti server dan petugas proktor.
“Ada satu SMP dan satu SMA swasta yang mau bergabung ke sini. Kita tidak keberatan karena jadwalnya berbeda. Tinggal mengatur waktu persiapannya saja,” kata Inonu. (radar)