Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Abu Gunung Raung Mengepung Kota

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Abu vulkanik Gunung  Raung tidak hanya ”mengisolasi” langit Banyuwangi Selatan. Sejak Selasa petang (4/8) butiran pekat abu Raung mulai mengepung kawasan kota Banyuwangi. Semburan abu Raung membuat hampir seluruh masyarakat, khususnya pengendara di jalan raya, terganggu.

Abu Raung yang sangat halus itu sangat mengganggu penglihatan pengendara motor. Abu Raung juga mulai kembali mengotori rumah warga di wilayah Banyuwangi  kota. ”Kemarin-kemarin sudah tidak ada abu, sekarang  abu ke sini  lagi.

Rumah jadi  kotor,” ujar Eni, warga yang tinggal  di Kelurahan Lateng, Banyuwangi. Sementara itu, dengan adanya abu Raung yang turun di wilayah kota. pihak Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Selasa (4/7) malam kemarin membagi-bagikan masker kepada pengguna jalan raya.

Dalam bagi-bagi masker gratis yang dilakukan di Simpang Lima, Banyuwangi, kemarin 4.000  buah masker tersalurkan. ”Siang abu Raung di wilayah Banyuwangi Selatan. Sore hari (kemarin) abu Raung mulai merambah kota,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharam.

Berdasar laporan yang dia terima dari pihak PVMBG, tingkat aktivitas Gunung Raung kemarin memang mengalami peningkatan. Gempa tremor Gunung Raung menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu 31 mm. ”Aktivitas Gunung Raung memang mengalami peningkatan signifikan dibandingkan hari sebelumnya,” tambah Eka.

Menurutnya, laporan terkait abu vulkanik itu sudah ada sejak  Selasa lalu mulai pukul 04.00.  Namun, yang pertama kali diguyur hujan abu adalah daerah Songgon, Sempu, dan Kalibaru. Namun, intensitas abu masih tipis. Sore hari kepekatan abu vulkanik semakin tinggi.

”Abu mulai merambah ke Banyuwangi  lagi karena angin menuju arah tenggara. Hampir seluruh kecamatan di Banyuwangi mengalami hujan abu,” jelas Eka. Dia menambahkan, berdasar data PVMBG, aktivitas Gunung Raung itu akan berlangsung cukup lama.

Namun, masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, jika memang Raung akan mengalami letusan yang cukup hebat,  ancamannya hanya sejauh 10 Km. Sejauh ini, ancaman masih berada di radius 3 km dari Gunung Raung. ”Masyarakat jangan panik.

Kami imbau tetap pakai masker kalau mengendarai motor, karena debu sangat halus,” tukas Eka saat berada di Simpang Lima malam itu. Siang kemarin petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi melakukan penyemprotan air di trotoar-trotoar jalan protokol Banyuwangi.

Sebab, abu Raung memang sangat mengotori trotoar di jalan protokol Banyuwangi. ”Kita semprot air agar abu tidak beterbangan, karena abu mengganggu pengguna jalan dan mengganggu kesehatan. Selain itu, juga mengganggu keindahan kota,” kata Kepala DKP Banyuwangi, Arif Setiyawan.

Berdasar data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, angin yang membawa abu Raung tersebut mengarah ke tenggara sejak kemarin. Kecepatan angin yang membawa abu Raung berada pada kecepatan 15 knot  atau 27 km/jam dengan ketinggian 4.200 meter.

”Sampai dua hari ke depan, angin masih mengarah ke tenggara Gunung Raung. Kalau arah angin ke tenggara, otomatis angin yang  membawa abu menuju Banyuwangi,”  kata prakirawan BMKG  Banyuwangi, Anjar Triono Hadi. (radar)