Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ahmad Saini, Pemulung Penemu Emas Rp 300 Juta di Bali

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pulangPulang Kampung Ditawari Kerja di Rumdin Wabup

Ahmad Saini, pemulung yang mengembalikan emas senilai Rp 300 juta di Bali itu, akhirnya kembali ke Situbondo. Rencananya, dia akan bekerja sebagai petugas kebersihan di rumah dinas (rumdin) Wabup Rachmad.

TIDAK ada pikiran macam-macam di benak Saini ketika memutuskan me ngembalikan emas senilai Rp 300 juta yang dia temukan di depo tempat pembuangan sampah di Ubung, Denpasar, Bali. Warga Desa Ge bangan, Kecamatan Kapongan, Si tubondo, itu hanya merasa kasihan ke pada pemilik emas yang sudah bo lak-balik mencari barangnya yang tan pa sengaja dibuang ke TPA itu. Saini sudah hampir sepekan menyimpan perhiasan mulia dalam satu kotak tersebut.

Namun, ke inginan memiliki emas-emas tersebut di buangnya jauh. Dia malah ta kut ketika timbul pikiran ingin menguasai emas yang salah satunya ber bentuk keris kecil tersebut. “Saya ti dak langsung mengembalikan, ka rena takut ada orang yang hanya me ngaku-ngaku kehilangan. Namun, saat ada orang yang benarbe nar kehilangan, dan saya yakin dia tidak bohong, saya memilih mengembalikannya,” jelasnya.

Menurut Saini, atas jasanya me nemukan kotak berisi emas itu, dirinya diberi uang Rp 2 juta dan beras setengah kuintal. Namun, barang-barang tersebut tidak dinikmati sen diri. Dari uang Rp 2 juta tersebut, dia hanya mengambil Rp 500 ribu. “Si sanya untuk teman-teman. Ada tiga teman, masing-masing dapat Rp 500 ribu. Berasnya dimakan ber sama,” ungkap remaja yang tak ta mat MTs itu Meski belum genap dua bulan bekerja di Bali, Saini mengaku sudah kerasan mengadu nasib di Pulau Dewata. Kalau saat ini dia memilih pulang ke Situbondo, itu ka rena permintaan orang tuanya yang saat menelepon selalu menangis karena me lihat dirinya sering masuk televisi.

“Te rutama ibu, dia selalu menangis, dan m e minta saya kembali dan bekerja di Situbondo saja,” katanya.  Kakak perempuan Saini, Sri Agustin meng ungkapkan, penemuan kotak berisi emas se nilai Rp 300 juta tersebut seperti sudah ada fi rasat sebelumnya. Saat memungut sam pah bersama dirinya, Saini pernah ber andai-andai menemukan emas di tum pukan sampah. “Dia (Saini) bilang ke saya, Yu (kakak) seandainya menemukan  emas di tumpukan sampah enak ya,” terang Agus tin menirukan ucapan Saini.

Agustin menambahkan, kalau benar-be nar menemukan emas, dirinya akan pulang un tuk memperbaiki rumah orang tuanya. Se ain  tu, dia ingin beli sepeda motor. “Sai (panggilan Saini) memang ingin sekali punya motor. Kalau sudah punya uang se dikit saja, dia  selalu bilang ingin punya mo tor. Demikian pula saat bersama ibu,” jelas ibu satu anak itu. Saat menemukan emas tersebut, Saini mengabari Agustin. Bukannya gembira, adiknya malah merasa tidak tenang. “Sai per nah mencoba sebuah cincin yang ada di dalam kotak itu.

Namun, semuanya kini sudah dikembalikan kepada pemiliknya,” terangnya. Sementara itu, ibu Saini, Muawiya, mengaku bangga dengan keputusan anaknya me ngembalikan kotak berisi emas tersebut. Dia mengaku ingin anaknya hidup tenang. “Mes ki banyak uang kalau hidupnya tidak tenang kan percuma,” ungkap perempuan yang sehari-hari mencari sisa-sisa padi itu. Di mata sang ibu, Ahmad Saini termasuk anak yang rajin dan berbakti. Dia adalah anak kedua dari delapan bersaudara.

Saini sangat berat terhadap keadaan orang tua nya. Apalagi, hingga kini kedua orang tu anya masih menanggung biaya tiga saudaranya yang masih kecil. “Kalau ada di sini (Situbondo), meski hari minggu dia tidak libur. Dia memilih ikut ke pantai mencari ikan. Katanya untuk meringankan beban saya membeli lauk-pauk,” jelas Muawiya. Dengan bekerja di Bali, Saini mengaku ingin mengubah keadaan ekonomi ke luarganya. “Dia kadang bertanya kepada saya, keadaan kita mulai dulu kok (miskin) seperti ini ya, Bu,” terang Muawiya. (radar)