Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Alam Mendukung, Galakkan Program Mentokisasi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PURWODADI – Sekitar 50 persen luas lahan pertanian dimiliki Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran. Tak pelak, mayoritas warga desa ini bekerja sebagai petani. Karena itu, tidak mengherankan bila sektor pertanian menjadi andalan bagi warga desa tersebut. Meski mayoritas petani, tetap ada sejumlah warga yang tidak memiliki lahan sendiri. Maka, mereka yang tidak memiliki lahan sendiri, hanya bisa bekerja sebagai buruh tani. Sehingga, penghasilan mereka juga tergolong pas-pasan. Bahkan, bisa dikatakan kurang.

Nah, untuk meningkatkan penghasilan tambahan kepada warganya, Kepala Desa Gambiran, Suyanto, dengan dorongan camat Gambiran, A. Khalid Askandar, mencetuskan program yang terbilang langka. Yaitu program mentokisasi. Ya, dengan program mentokisasi tersebut, diharapkan usaha ternak warganya bisa terus menghasilkan. Sebab, dalam proses beternak dengan pemerliharaan, perawatan sangat didukung dengan sumber daya alam di desa tersebut. Selain itu, dampak positifnya, laba yang dihasilkan warga juga terus berkelanjutan.

Program penggalakan mentokisasi tersebut tercermin dalam proses penyerahan mentok (itik) kepada rakyat tidak mampu (RTM) di kantor Kecamatan Gambiran Senin (21/5) lalu. Kades Suyanto secara simbolis menyerahkan bantuan mentok kepada warga yang kurang mampu. ‘’Dari pada berupa sembako, cepat habis,’’ ujar Kades Suyanto kepada koran ini kemarin. Menurut Suyanto, langkah tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, penggalakan mentokisasi tersebut memang didukung sumber daya alam desa tersebut.

Karena itu, bantuan surplus dari dana PNPM Mandiri Perdesaan, desa yang lain tidak menggalakkan program tersebut. ‘’Cuma dari desa kita saja yang seperti ini. Yang lain gak ada,’’ katanya. Suyanto menjelaskan, 90 persen warganya memang bekerja sebagai petani. Sisanya memilih berdagang. Ada yang jualan melinjo, dan lain-lain. ‘’Hanya 10 persen saja yang tidak jadi petani. Penggalakan mentokisasi ini sangat bermanfaat bagi kaum miskin untuk menambah penghasilan,’’ terangnya. (RADAR)