Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Alasan Pembalap Tim Luar Negeri Ikut BTDI Edisi Kedua

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tertantang Menaklukkan Tanjakan Gunung Ijen Even balap sepeda Banyuwangi Tour de Ijen (BTDI) sudah memasuki edisi kedua. Masih mirip edisi pertama tahun lalu, even ini diminati para rider luar negeri. Apa yang mendorong mereka tertarik dan kembali mengikuti even ini? BTDI termasuk salah satu agenda tahunan yang menjadi andalan Banyuwangi. even balap sepeda internasional ini bisa memadukan olah raga dan wisata berbasis keindahan alam atau sport tourism.

Saat pertama kali digelar tahun lalu, BTDI sukses mencuri perhatian dunia olahraga balap sepeda inter nasional. Bagaimana tidak, selain sukses di segala lini, even spektakuler itu mampu menyedot banyak wisatawan datang ke Bumi Blambangan. Karena itu, BTDI sudah tercatat dalam agenda rutin (calendar of event) Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cyclist In ternational/UCI) .

BTDI pada edisi pertama lalu memang mengesankan bagi para rider. Pasalnya, medan yang dilalui cukup menantang. Bahkan, yang menjadi nilai plus adalah tanjakan di sepanjang jalur menuju Gunung Ijen. Dengan medan yang cukup curam itu, para rider luar negeri merasa tertantang untuk kembali menaklukkan medan berat tersebut. Mengingat, tanjakan semacam itu ternyata tidak terlalu banyak yang di temukan di berbagai negara di dunia.

Selain ingin menaklukkan tanjakan Gunung Ijen, para rider juga tertarik terhadap panorama alam yang dimiliki kabupaten paling timur Pulau Jawa ini. Apalagi, kondisi alam di rute yang dilalui sangat indah. Bagaimana tidak, di sepanjang jalur, para pembalap akan disuguhi panorama indah kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini. Para Rider akan disuguhi alam pedesaan, pantai Pulau Merah, perbukitan, per kebunan kopi, dan tanjakan 45 derajat menuju Puncak Gunung Ijen dengan ketinggian 2.799 meter di atas permukaan laut (dpl).

Gunung Ijen terkenal dengan api biru (blue fl ame) yang memancar indah dari kawah, yang hanya ada dua di dunia, yak ni di Islandia dan Banyuwangi. Pada edisi pertama lalu, balapan hanya ber langsung tiga etape. Namun, pada edisi kedua ini bertambah menjadi empat stage. Lintasan yang dilalui pun bertambah panjang menjadi 606,5 Kilometer (Km). Dengan demikian, lintasan tersebut semakin me nantang bagi para peserta BTDI. BTDI kali ini diikuti 16 tim luar negeri dan lima tim dalam negeri.

Nama-nama rider terkenal, seperti Ghadel Mizbhani, pembalap terbaik Asia tahun 2013 dari Iran, sudah memastikan diri akan tampil dalam ajang tersebut. Pembalap dari tim Tabriz tersebut merupakan raja tanjakan. Selain Misbhani, ada dua pembalap lain yang mendapat predikat se bagai raja tanjakan. Dua pembalap itu adalah Rahim Imani dan Oscar Pujol Munoz. Rahim Imani tercatat sebagai pembalap nomor satu kelas tanjakan se-Asia. Oscar Pujol Munoz dari tim PSN juga merupakanpem balap andal pada medan tanjakan.

Tahun lalu, pembalap asal Spanyol tersebut juga mengikuti BTDI. Rest Director BTDI, Jamaludin meng ungkapkan, tiga pembalap hebat tersebut memastikan diri tampil dalam BTDI kali ini. Tiga pembalap tersebut tangguh di tanjakan. ‘’Tiga pembalap itu (Gadhel, Rahim Imani, Oscar Pujol Munoz, red) akan bersaing,” ujarnya. Dia mengungkapkan, banyak tim dari luar negeri yang terpikat mengikuti BTDI.

Mereka tertarik mengikuti BTDI lantaran rute yang dilalui sangat menantang. “Mereka ingin menaklukkan tanjakan Ijen,” terang warga asal Malaysia yang lama tinggal di Jakarta usai konferensi pers di Pendapa Sabha Swagata Blambangan malam lalu (1/10). Para pembalap mengaku sangat terpesona dengan keindahan alam Bumi Blambangan. Karena itu, mereka ingin menikmati pemandangan Banyuwangi lagi. ‘’Mereka ingin refreshing dengan melihat keindahan kawah Gunung Ijen yang sudah di kenal di dunia,” tandasnya. (radar)