Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Anak Buaya Gegerkan Warga

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

analBANYUWANGI – Seekor buaya menggegerkan warga Lingkungan Singodiwongso, Kelurahan Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, kemarin (23/10). Buaya sepanjang 70 centimeter (cm) itu ditemukan berkeliaran di salah satu gudang mebel di kawasan cukup padat penduduk tersebut. Beruntung, sebelum mencederai warga sekitar, buaya anakan itu berhasil ditangkap. Hal yang membuat warga heran adalah, dari mana asal reptil (binatang melata) itu. Sebab, tidak ada sungai yang mengalir di sekitar lokasi penangkapan buaya tersebut.

Tidak ha nya itu, warga semakin waswas mengingat buaya yang berhasil ditangkap kemarin masih anakan. Warga cemas induk buaya tersebut masih berkeliaran di Lingkungan Singodiwongso. Informasi yang berhasil di kumpulkan di lokasi kejadian, buaya tersebut ditangkap seorang pekerja mebel dengan tangan kosong sekitar pukul 10.30 kemarin. Itu dilakukan lantaran Kusmono, 39, pekerja yang menangkap buaya itu, mengira anak buaya tersebut biawak. “Buaya ini saya tangkap dengan tangan kosong, karena saya kira biawak.

Terlebih, di sekitar gudang mebel itu memang sering ditemukan biawak. Tetapi, setelah diamati lebih jelas, ternyata itu buaya,” jelasnya. Beberapa perbedaan mencolok yang membuat Kusmono sadar bahwa hewan yang dia tangkap buaya adalah kulit hewan itu berwarna kekuningan, sedangkan kulit bi awak berwarna kecokelatan. Perbedaan lain, ekor buaya bergerigi dan ekor biawak tidak. “Di matanya juga terdapat perbedaan mencolok. Mata buaya lebih besar dibandingkan mata biawak,” paparnya.

Subari Prasetyo, 48, pemilik mebel tersebut menambahkan, buaya itu kali pertama di temukan saat berjalan di bawah kursi yang diletakkan di dalam gudang mebel. Setelah sadar yang ditangkap itu merupakan hewan buas, beberapa pekerja memutuskan membekap mulut buaya itu dengan plester. “Se telah plasternya kami buka, buaya tersebut kami letakkan di ember yang cukup tinggi supaya tidak lolos.

Agar tidak kelaparan, buaya itu kami beri makan kaki ayam,” terang lelaki yang akrab disapa Bari itu. Bari mengaku belum tahu apa langkah yang akan dila ku kan selanjutnya terhadap buaya tersebut. “Sementara kami rawat dulu. Langkah selanjutnya kami belum tahu,” tuturnya. Bari mengaku khawatir induk buaya tersebut masih berkeliaran. Terlebih, di sekitar gudang mebel itu padat penduduk. “Kami khawatir induk buaya itu masih berkeliaran,” pungkasnya. (radar)