Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Anas Kembalikan Formulir

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Dari kiri Abdurrahman, Sugirah, Made Cahyana, Eko Hariyono, dan Made Suwastiko mengembalikan formulir pendaftaran Abdullah Azwar Anas sebagai cagub-cawagub di kantor DPD PDIP Jatim kemarin (9-7).

Ramaikan Bursa Pendaftaran Cagub/Cawagub PDIP

SURABAYA – Teka-teki terkait sikap Bupati Abdullah Azwar Anas dalam menyongsong Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018 akhirnya tersingkap. Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Banyuwangi, itu secara resmi mengembalikan formulir pendaftaran calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub) kepada Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jatim.

Pengembalian berkas pendaftaran Anas sebagai cabub/cawagub partai banteng moncong putih itu dilakukan oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, kemarin (9/7).

Saat mengembalikan formulir pendaftaran Anas, Made didampingi sejumlah pengurus inti DPC PDIP asal Bumi Blambangan. Made mengatakran, pengembalian formolir pendaftaran tersebut merupakan bentuk kesiapan Anas menjalani seluruh proses penjaringan yang dilakukan PDIP.

Formulir pendaftaran saudara Anas sudah kami kembalikan. Untuk selanjutnya, kami tunduk pada keputusan Ketua Umum (Ketum) PDIP, Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujarnya. Made mengaku PDIP Banyuwangi mendorong Anas maju dalam Pilgub Jatim mengacu pada hasil kinerja bupati yang memimpin Banyuwangi sejak 2010 tersebut.

Dikatakan, sebelumnya Banyuwangi cenderung tidak diperhitungkan dalam peta kemajuan daerah di tingkat nasional. Namun di bawah kepemimpinan Anas, imbuh Made, Banyuwangi mengalami kemajuan pesat di berbagai bidang.

“Berkat pola kepemimpinan gotong-royong Pak Anas bersama masyarakat, tokoh lintas agama, budayawan, akademisi, dan sebagainya, Banyuwangi kini secara bertahap terus maju pesat. Tentu pasti masih ada kekurangan-kekurangan. Basis kinerja itu menjadi modal penting untuk memimpin Jatim ke depan,” kata politikus asal Desa Ketapang tersebut.

Secara ekonomi, lanjut Made, program ekonomi kerakyatan berhasil meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41.46 juta per orang per tahun pada 2016 atau naik 99 persen. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat dari level 20 persen menjadi 8,79 persen pada 2016.

“Berdasar data BPS, inflasi Banyuwangi terhitung yang terendah. Artinya meski ekonomi dan pendapatan tumbuh, daya beli warga tetap terlindungi,” papar Made. Dia menambahkan, program kerakyatan lainnya selama ini telah membantu masyarakat Banyuwangi, khususnya kelompok ekonomi lemah.

Diantaranya beasiswa Banyuwangi Cerdas yang membiayai 700 anak muda berkuliah di berbagai kampus di Indonesia. Program jemput bola warga miskin sakit telah melayani ratusan warga di rumahnya.

“Jadi petugas dan dokternya yang datang merawat ke rumah. Bahkan bila harus dirujuk ke Surabaya, ada rumah singgah gratis bagi mereka,” papar Made. Untuk pengelolaan birokrasi, lanjut Made, Banyuwangi menjadi kabupaten pertama dan satu-satunya di Indonesia yang meraih niiai A dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

“Dari aspek pengembangan sumberdaya manusia (SDM), Banyuwangi dulu tak punya kampus negeri, sekarang ada tiga kampus negeri. Salah satunya Universitas Airlangga Kampus Banyuwangi yang ke depan jadi embrio Universitas Negeri Banyuwangi,” kata dia.

Bukan hanya dari sisi kinerja, Made menilai Anas layak ikut berkompetisi pada gelanggang Pilgub Jatim lantaran memiliki popularitas dan elektabilitas yang sangat memadai. “Itu jadi modal awal untuk maju dalam proses penjaringan partai, tapi tentu semua keputusan kami pasrahkan kepada ibu Megawati,” ujarnya.

Made menjelaskan, nama Anas sebelumnya terjaring berdasar rekapitulasi hasil rapat pleno DPC PDIP se-Jatim terkait penjaringan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur. Hal itu tertuang dalam surat DPD PDIP Jawa Timur Nomor 122/eKS/DPD/VI/2017 tertanggal 12 Juni 2017 yang ditujukan ke Anas.

Lalu pada 14 Juni, PDIP Banyuwangi berinisiatif mengembalikan formulir untuk Anas. Dia menambahkan, pengembalian formulir dilakukan olehnya karena Anas sedang menunaikan tugas memenuhi undangan di Jerman dari Badan Sepeda Dunia (UCI) Asia Tour; dan sudah sepengetahuan DPP PDIP dan DPD PDIP Jatim.

Seperti pernah diberitakan, Bupati Abdullah Azwa Anas kian santer dikaitkan dengan konsteiasi Pilgub Jatim 2018. Sejumlah parpol tingkat Banyuwangi  telah mengusulkan Anas menjadi kandidat calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub) beberapa waktu lalu.

Yang terbaru, Anas masuk lima besar kandidat cagub Jatim berdasar hasil survei Poitrackirtg Indonesia yang dirilis 11 Juni lalu. Berdasar hasil survei tersebut, elekbilitas (tingkat keterpilihan) Anas menempati ranking empat di antara 18 kandidat cagub.

Di antara 18 kandidat yang diajukan kepada responden, posisi pertama ditempati wakil Gubemur Jatim, Syaifullah Yusuf alias Gus ipul dengan elektabilitas mencapai 31,27 persen. Ranking kedua diduduki Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan 24,05 persen.

Menteri Sosial (Mensos) Kiroiifah Indar Parawansa menempati urutan ketiga dengan elektabilitas sebesar 17,97 persen. Sedangkan Bupati Anas menduduki posisi keempat dengan tingkat elektabilitas 8,22 persen.

Di bawah Anas ada Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jatim, Abdul Halim iskandar dengan elektabilitas sebesar 2,41 persen. Ranking ke enam ditempati mantan Bupati Probolinggo, Hasan Aminuddin dengan tingkat keterpilihan sebesar 1,57 persen. (radar)

Kata kunci yang digunakan :