Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Aneke Wulandari, Pelajar SMPN I Genteng yang Meninggal saat Pelajaran Renang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

anekeSiswi yang Rajin Belajar dan Tekun Mengaji, Meninggalnya Aneke Wulandari, 13, siswi SMPN I Genteng, saat mengikuti pelajaran renang di kolam renang belakang hotel Agung Jaya Mahkota (AJM), meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Sebab, saat meninggal, bocah tersebut dalam kondisi sehat. SEHARI setelah Aneke meninggal, suasana duka masih terasa di rumah orang tuanya di Dusun Cangaan, RT 01/RW 01, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.

Sampai kemarin siang, setelah jenazah dimakamkan, beberapa tamu berdatangan ke rumah duka berukuran sekitar enam meter x delapan meter di timur jalan raya tersebut. Kedatangan para tamu itu sebagai bentuk ikut berbelasungkawa atas meninggalnya anak nomor dua dari dua bersaudara itu  Orang tua Aneke, yakni Sukamto, 35 dan Aminah, 30, masih terlihat terpukul atas kejadian yang menimpa anaknya. Wajah Sukamto tampak lusuh dan matanya sembab.

Tak jauh berbeda dengan Aminah. Bahkan, saat menceritakan kejadian yang menimpa anaknya, dia tak kuat membendung air matanya. Rasa trauma sekaligus tak percaya dengan ke jadian yang dialami anak perempuannya ter sebut betul-betul masih mereka rasakan. Bah kan, karena selalu dibayangi wajah Aneke, mereka berusaha menyingkirkan semua yang berkaitan dengan Aneke. Semua foto di album dan di dinding rumah dibersihkan.

Bukan hanya itu, pakaian yang dikenakan korban saat meninggal di kolam renang juga dipendam bersama jenazah anaknya tersebut. “Nggak tega lihat. Semua (pakaiannya, Red) ikut dipendem (dikubur),” tutur Aminah. Selama ini, di mata kedua orang tuanya, Aneke adalah anak yang pintar dan rajin belajar. Sepulang sekolah, Aneke jarang bermain ke luar rumah. Lulusan SDN I Genteng Wetan itu bi asanya memilih berada di dalam rumah dan belajar. “Kalau malam selalu mengaji,” kata Sukamto.

Kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Sukamto dan Aminah mengaku mengetahui ke jadian yang menimpa anaknya dari se sama orang tua siswa yang sore itu mene mani anaknya saat pelajaran renang. “Bu kan dari gurunya atau pihak sekolah,” tutur Aminah. Aminah menuturkan, sebenarnya dia mengantar anaknya ke AJM untuk mengikuti pelajaran renang yang dibimbing guru bernama Suparno itu.

Namun, karena jadwal pulang anaknya belum jelas, Aminah memilih pulang terlebih dahulu. “Saya pesan kepada anak saya, nanti kalau selesai supaya SMS biar disusul,” jelasnya. Tetapi, bukannya SMS Aneke minta di susul pulang karena kegiatan sekolah telah selesai, yang datang justru kabar duka. Sementara itu, terkait meninggalnya sang anak, Aminah dan Sukamto berharap proses hukum terus dilakukan pihak kepolisian.

Apa lagi, anaknya tidak memiliki riwayat penyakit tertentu yang bisa menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia saat berenang. Meski meminta proses hukum terus dilanjutkan, keduanya merasa keberatan jika mayat anaknya diotopsi.“Saya nggak mau kalau (jenazahnya) diotopsi, karena itu tidak akan mengembalikan nyawa anak saya. Jadi, saya tidak mau diotopsi,” tandas Aminah. (radar)

Kata kunci yang digunakan :