Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Anggap Pelapor tak Mengkaji Masalah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

anggapBANYUWANGI – Langkah tim sukses pasangan calon presiden (timses capres) Prabowo Subianto- Hatta Rajasa melaporkan kasus amplop insentif guru ngaji ke Panwaslu disesalkan Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi. Bahkan, pihak Kemenag Banyuwangi menganggap timses capres tersebut tidak mengkaji masalah. Kepala Kemenag Banyuwangi, H. Santoso, langsung menggelar rapat membahas laporan timses capres Prabowo ke Panwaslu tersebut.

Usai rapat, Santoso didampingi Kasi Humas dan Kasi Pontren Kemenag Banyuwangi langsung memberikan klarifikasi kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (8/7). Santoso mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan kejadian itu. Dia juga mengakui, pihak Kemenag juga tidak hanya sekali mengalami hal semacam itu. “Itu akan memberikan dampak buruk bagi Kemenag. Masyarakat akan berpandangan Kemenag tidak netral,” sesalnya. 

Santoso menduga, pihak pelapor tidak mengkaji terlebih dahulu masalah yang akan dilaporkan. Kemenag membantah memiliki kaitan dengan pembagian insentif guru ngaji. “Pembinaan guru ngaji memang tanggung jawab Kemenag. Namun, pemberian insentif kepada guru ngaji lang sung dari pemkab,” jelasnya. Santoso menjelaskan, tahap pengusulan insentif guru ngaji tidak melalui Kemenag.

Ia juga mengutip pernyataan Bupati Abdullah Azwar Anas bahwa aliran dana insentif guru ngaji tidak dibagikan dalam bentuk cash. Insentif guru ngaji tersebut langsung ditransfer ke masing-masing yayasan yang menaungi guru ngaji. “Dari situ kan sudah jelas, pencairannya ditransfer ke rekening yayasan yang menaungi guru ngaji, bukan melalui amplopan seperti yang dilaporkan,” tegasnya.  

Seperti diberitakan kemarin, timses capres Prabowo melaporkan Bupati dan Kemenag Banyuwangi ke Panwaslu Senin lalu (7/7). Timses capres tersebut menuding Bupati dan Kemenag Banyuwangi tidak netral. Anggota timses Prabowo-Hatta, Ahmad Ali Waffa mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari beberapa guru ngaji yang menerima dana insentif dari Pemkab Banyuwangi.

Guru ngaji itu mengaku di dalam amplop berisi uang tunjangan yang mereka terima terdapat stiker bergambar pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Dalam amplop tersebut juga terdapat contoh kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat yang menjadi salah satu program pasangan Jokowi-JK.  

Waffa menambahkan, pihaknya menerima banyak laporan dari guru ngaji yang mengaku mendapat amplop berisi stiker Jokowi-JK, contoh Kartu Indonesia Pintar, dan contoh Kartu Indonesia Sehat. “Dalam amplop tersebut tertera nama penerima insentif plus uang insentif,” ujarnya. Ketua Panwaslu Banyuwangi, Rorry Desrino Purnama, membenarkan pihaknya menerima laporan dari timses Prabowo- Hatta tersebut. Dikatakan, Panwaslu akan mempelajari dan mengolah laporan tersebut beserta bukti-bukti yang diserahkan. 

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas membantah tudingan yang dialamatkan kepadanya. Menurut Anas, aliran dana insentif guru ngaji tidak dibagikan dalam bentuk cash, melainkan ditransfer ke masing-masing yayasan yang menaungi guru ngaji tersebut. “Pencairannya tidak cash, tapi ditransfer ke rekening yayasan yang menaungi guru ngaji masing- masing. Nah, lembaganya kan banyak, dan itu sudah terputus sama sekali dengan kita (Pemkab Banyuwangi),” tegasnya.(radar)