Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Anggaran Kunker DPRD Naik Rp 3 M

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Para anggota DPRD Banyuwangi tampaknya akan lebih intens melakukan kunjungan kerja (kunker) di tahun depan. Itu menyusul peningkatan anggaran kunker anggota dewan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2013 yang didok beberapa waktu lalu. Padahal, selama tahun 2012 ini, para wakil rakyat yang terhormat tersebut telah melakukan perjalanan dinas ke luar daerah lebih dari 21 kali. Tidak tanggung-tanggung, peningkatan anggaran kunker pada APBD 2013, itu mencapai miliaran rupiah dibandingkan anggaran serupa pada APBD tahun 2012.

Ketua DPRD Banyuwangi Hermanto mengakui, bahwa anggaran kunker anggota dewan di tahun 2013 mendatang mengalami peningkatan. Diperoleh keterangan, anggaran kunker dewan di tahun 2012 ini mencapai Rp 17 miliar. “Memang ada tambahan sekitar Rp 3 miliar sampai Rp 5 miliar dibandingkan tahun 2012,” ujarnya. Hermanto menjelaskan, pada kelembagaan dewan terdapat beberapa alat kelengkapan yang masing-masing perlu melakukan perjalanan dinas.

Di antaranya, panitia khusus (pansus) serta komisi I, komisi II, komisi III, dan komisi IV. “Jadi jangan digebyah uyah (disama-ratakan). Kunker itu dilakukan berdasarkan kebutuhan masing-masing alat kelengkapan,” jelasnya. Hermanto mencontohkan, perjalanan dinas pansus disesuaikan dengan rancangan peraturan daerah (raperda) yang sedang dibahas. “Dalam melakukan pembahasan raperda, pansus kadang perlu melakukan konsultasi dan studi banding. Itu urgent dilakukan untuk penyempurnaan sebuah perda (peraturan daerah) yang dihasilkan,” paparnya.

Di sisi lain, anggota dewan juga perlu melakukan bimbingan teknis (bimtek) untuk meningkatkan kapasitas sebagai wakil rakyat. “(Anggaran) kegiatan bimtek tahun 2013 kurang lebih sama dengan kegiatan di tahun 2012,” kata politisi dari PDI Perjuangan ini. Hermanto menambahkan, peningkatan alokasi anggaran kunker dewan itu lebih memprioritaskan estimasi pelaksanaan kegiatan alat kelengkapan. “Titik fokusnya kegiatan alat kelengkapan. Termasuk konsultasi dan studi banding,” pungkasnya. (radar)