Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Antisipasi MERS Masuk BWI

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Belum Punya Alat Deteksi, Siapkan Paramedis di Bandara

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi mulai mewaspadai penyebaran penyakit MERS (middleeast respiratory syndrome). Pintu-pintu masuk ke Bumi Blambangan mendapat perhatian khusus demi mencegah virus corona penyebar penyakit tersebut masuk ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. Selain itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi juga telah meminta semua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan rumah sakit (RS), baik RS negeri maupun swasta, memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit yang disebabkan middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS-Cov) tersebut.

 Demikian pula dengan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) dan penyelenggara umrah. KBIH dan penyelenggara umrah diminta memberikan pemahaman kepada calon jamaah haji (CJH) dan masyarakat yang hendak menunaikan ibadah umrah terkait bahaya dan cara penularan MERS serta upaya antisipasi penyakit yang mewabah di Arab Saudi tersebut.  

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengatakan, pihaknya mendapat surat edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai upaya antisipasi merebaknya MERS. Dia mengaku sudah meneruskan SE tersebut ke 45 puskesmas dan seluruh RS di Banyuwangi. Dikatakan, puskesmas di harapkan bisa memberikan pemahaman kepada CJH terhadap MERS. “Petugas puskesmas harus bisa memberikan pemahaman kepada CJH saat melakukan pemeriksaan tahap pertama,” ujarnya dikonfirmasi melalui telepon kemarin (8/5).

Pria yang karib disapa Rio tersebut menambahkan, pihaknya juga telah meminta pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan menyiapkan ruang khusus penderita penyakit MERS. “Seperti hanya saat terjadi ancaman flu burung beberapa waktu lalu, kali ini kami meminta RSUD Blambangan selaku RS rujukan menyiapkan ruang khusus bagi penderita MERS,” paparnya.  

Ditanya langkah yang dilakukan untuk mencegah masuknya virus MERS ke Banyuwangi, Rio mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mencegah masuknya MERS melalui jalur pelayaran Ketapang-Gilimanuk, Bali. Selain itu, Rio mengaku sudah menyiagakan tenaga medis untuk bertugas di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Dijelaskan, Bandara Blimbingsari belum memiliki alat pendeteksi MERS.

Sebagai gantinya, setiap hari Dinkes menyiagakan tiga petugas kesehatan di bandara kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan tersebut. “Petugas kesehatan akan bertugas melayani pemeriksaan penumpang, baik mereka yang akan naik pesawat maupun penumpang yang turun dari pesawat. Kalau suhu tubuh penumpang tinggi, itu “pintu” bagi kami untuk melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui apakah yang bersangkutan terjangkit MERS ataukah tidak,” terangnya.  

Sekadar tahu, serangan MERSCov kepada manusia akan berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala suhu tubuh tinggi, batuk, dan napas pendek. Ironisnya, penularan virus penyebab MERS dari manusia ke manusia juga ditemukan. Yang lebih memprihatinkan, seorang pasien yang diindikasi mengidap penyakit MERS di RS Sanglah, Denpasar, meninggal dunia Rabu dini hari (7/5). Karena itu, kewaspadaan terhadap bahaya MERS perlu ditingkatkan mengingat letak geografi s Banyuwangi- Bali berdekatan.

Selain itu, mobilisasi penduduk dua daerah bertetangga itu juga cukup tinggi. Sementara itu, Kepala RSUD Blambangan, dr. Taufik Hidayat Sp And mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan ruang khusus pasien  yang terjangkit MERS. Ruang khusus tersebut saat ini masih dalam tahap penyelesaian dan di jadwalkan rampung Senin mendatang (11/5). Ruangan khusus itu disiapkan guna antisipasi kemungkinan di temukan kasus MERS di Banyuwangi. “RSUD Blambangan sedang menyiapkan ruangan khusus bagi pasien MERS, sekarang masih tahap penyelesaian. Senin depan sudah rampung dan bisa digunakan,” tutur Taufi k. (radar)