Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Astronot” Siap Hadang MERS

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

astroBANYUWANGI – RSUD Blambangan Banyuwangi resmi memiliki ruang isolasi khusus pasien penderita penyakit MERS (middle east respiratory syndrome). Demi mengantisipasi kemungkinan ditemukan penyakit MERS di Bumi Blambangan, rumah sakit pelat merah tersebut telah me nyi apkan satu ruang perawatan khusus. Direktur RSUD Blambangan, dr. Taufik Hidayat SpAnd mengatakan, ruangan itu didesain khusus untuk merawat pasien penderita penyakit yang memerlukan isolasi.

“Sementara ruangan ini kami isi dua bed (tempat tidur). Jika sewaktu-waktu di butuhkan, bisa kami tambah bed,” ujarnya kemarin (12/5). Dikatakan, ruangan khusus tersebut dilengkapi peralatan canggih yang diperlukan dalam me nunjang perawatan pasien pen derita penyakit MERS. Peralatan canggih tersebut, antara lain DC Shock (alat pacu jantung), ventilator (mesin pembantu pernapasan), alat radiologi mobile, dan lain-lain. 

Tidak hanya peralatan penunjang, pihak RSUD Blambangan juga telah membentuk tim khusus penanggulangan MERS. Tim khusus untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan virus corona, yakni middle east respiratory syndrome coronavirus (MERS-Cov), itu beranggota enam dokter dan sepuluh perawat. “Tim ini dipimpin dokter spesialis paru-paru, yakni dr. Ririek Parwitasari Sp.P,” terangnya. Taufik menegaskan, pihaknya telah menyiapkan semua prasarana dan sarana yang dibutuhkan untuk menangani pasien MERS.

Obat-obatan hingga pakaian bagi dokter dan perawat yang menyerupai pakaian astronot juga telah disiapkan. Pakaian itu diperlukan untuk menghindari kontak langsung pasien dengan dokter dan perawat yang menangani. Sebab, virus penyebab MERS bisa menular lewat udara. Masih menurut Taufik, seluruh peralatan yang disiapkan di ruang isolasi khusus MERS itu tidak boleh dibawa keluar. Itu dilakukan agar sewaktu-waktu dibutuhkan, peralatan tersebut tersedia. 

“Selain itu, jika setelah digunakan lantas dibawa keluar, berpotensi menularkan virus kepada pasien lain,” tuturnya. Sementara itu, dr. Ririek menambahkan, gejala MERS mirip flu biasa, seperti batuk, meriang, dan pilek. Namun, jika seseorang terjangkit MERS, gejala-gejala tersebut akan berkembang lebih akut hingga bisa menyebabkan gagal napas.

“Virus ini bisa menular lewat udara,” kata dia. Ririek mengatakan, guna membuktikan seseorang positif ataukah negatif MERS, harus dilakukan uji darah. Uji darah itu memerlukan waktu cukup panjang karena darah pasien harus dikirim ke laboratorium di Jakarta. “Untuk mencegah lambat penanganan, pasien yang diindikasi terjangkit MERS akan langsung kami tangani. Namun demikian, mudah-mudahan kasus MERS tidak terjadi di Banyuwangi,” pungkasnya. (radar)