Di Srono, Dua Siswa SD Gagal Diculik
SRONO – Dua siswa SD, Eka Pratama, 11, dan Wahyu, 11, asal Kampung Sumber Jeding, Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, dikabarkan menjadi korban percobaan penculikan pada 6 Maret 2017. Tapi, oleh keluarganya tidak pernah dilaporkan ke polsek setempat.
Kabar tentang dulit (penculikan) beredar dari mulut ke mulut di kampung. Akibatnya, warga banyak yang resah. Dari kabar itu pula, akhirnya tercium oleh anggota polsek. Dan polisi mendatangi kedua bocah itu kemarin (16/3). “Kejadiannya saat pulang dari mengaji,” terang Eka Pratama pada Jawa Pos Radar Genteng.
Saat pulang dari mengaji itu, Eka mengaku bersama Wahyu dan naik sepeda sendiri-sendiri. Saat akan pulang itu, tiba-tiba dicegat oleh dua orang. “Kondisi jalan sedang sepi, tidak ada orang yang lewat,” terangnya. Salah satu dari dua orang yang tidak dikenal itu, lanjut dia, selanjutnya menabok pundaknya.
Eka yang ketakutan berusaha berteriak, tapi tidak bisa karena dirinya seperti orang yang tidak sadar. Secara bersamaan, Wahyu yang ada di belakangnya akan ditangkap oleh orang misterius lainnya. “Wahyu berusaha lari tapi jatuh, lalu teriak minta tolong,” terangnya.
Kerasnya suara Wahyu, membuat Eka seperti langsung sadar. Eka yang sudah didekap itu langsung menggigit tangan pelaku sekuat-kuatnya sampai terlepas. Kedua anak itu, kemudian teriak- teriak sambil lari. “Saya tidak tahu apa mereka (dua pria misterius) itu membawa sepeda motor atau tidak, dan saya juga tidak tahu mereka lari kemana. Pokoknya saya teriak dan lari sampai ketemu orang,” terang Eka yang duduk di samping kakeknya.
Menurut Eka, dua pria misterius itu memiliki ciri yang berbeda. Satu pelaku berkepala botak, berbadan gendut, dan mengenakan jaket hitam. Pria ini juga membawa tas ransel warna hitam di pundaknya. “Satunya berambut panjang, tinggi kurus, berjaket merah, dan memakai cadar,” jelasnya.
Gara-gara kejadian itu, Eka dan Wahyu sempat trauma. Tapi, keduanya tidak berani menceritakan kejadian yang menimpanya itu kepada orang tuanya. Kasus yang terjadi pada 6 Maret itu, juga tidak dilaporkan kepada polisi. “Cucu saya tidak cerita, saya saja dengar dari tetangga,” kata Wahono, 70, kakek Eka yang duduk di sampingnya.
Sejak kejadian itu, terang Wahono, cucunya tidak berani bermain-main jauh. Bahkan, Eka sering berada di kamar. “Dia selama ini ikut saya karena bapaknya sudah tidak ada, ibunya kerja di Bali,” ungkapnya. Setelah kabar ada upaya percobaan penculikan itu menyebar, langsung ditindaklanjuti oleh anggota Polsek Srono. Kanitreskrim Polsek Srono, Iptu Sutarkam, dan anggota turun ke lapangan.
“Belum diketahui motifnya,” terang Kapolsek Srono, AKP Mulyono. Menurut kapolsek, kedua orang yang dianggap misterius oleh kedua bocah itu, mungkin akan menyapa. Tapi, itu tetap menjadi perhatiannya. “Kita mendengar ada upaya percobaan penculikan, kita langsung turun,” terangnya.
Kapolsek meminta pada masyarakat tidak resah. Dan berharap warga tetap waspada dan lebih berhati-hati. “Warga jangan resah dan beraktivitas seperti biasa, tingkatkan kewaspadaan demi keamanan bersama,” serunya. (radar)