Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Baku Tembak di Bekas Tambang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bakuKALIPURO – Segerombolan orang berpakaian militer dan senjata lengkap terlibat perang gerilya, kemarin. Pertempuran itu berada di lokasi bekas penambangan pasir yang tak jauh dari Markas Komado Rayon Militer (Koramil) Kalipuro. Perang itu sekadar permainan yang dilakukan oleh puluhan orang yang tergabung dalam Airsofter Oesing Seduluran (AOS) Banyuwangi.

Selain mengenakan atribut layaknya serdadu lengkap dengan senjata, mereka juga melengkapi diri dengan alat komunikasi yang canggih. Ketua AOS Banyuwangi Heru Santosa mengatakan, permainan tembak-tembakan ini sengaja memilih tempat yang jauh dari keramaian. Selainuntuk kenyamanan, faktor keamanan juga menjadi prioritas utama. “Biar aman dan tidak membahayakan orang,” ujarnya. Heru menambahkan, pemilihan tempat ini juga merupakan prosedur yang ditetapkan oleh Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin).

Tidak hanya itu, seluruh anggota beserta unit (sebutan untuk senjata yang dipakai) juga telah didaftarkan di Perbakin dan kepolisian. Hal ini memang menjadi ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan Perbakin sebagai induk olahraga tembak menembak Novike, salah satu peserta dalam kegiatan itu mengaku jika kegiatan ini cukup menantang dan menyenangkan. Selain memacu adrenalin, lokasinya yang berada di alam bebas membuatnya lebih segar.

“Lumayan menantang dan menyehatkan, Mas,” akunya. Sekadar tahu, permainan air soft gun kali pertama dikenal di Jepang sekitar tahun 70- an. Permainan ini merembet ke Indonesia sekitar tahun 90-an. Saat itulah bermunculan sejumlah komunitas penggemar air soft gun. Di Banyuwangi, anggota komunitas bedil-bedilan ini cukup banyak. Anggotanya beragam latar belakang profesi. Ada polisi, PDAM, dan pekerja kantoran.

Biasanya, mereka main tembak-tembakan pada hari libur atau pas tidak ada kesibukan. Tempat yang dipilih berpindah- pindah. Kadang di hutan, kadang di perkebunan. Dalam aksinya, seolah-olah pemain ada yang berada dalam sarang teroris. Dalam permainan ini sportivitas pemain benarbenar diuji.Yang kena tembak harus langsung ngaku dan teriak fi t. ”Sebab, cuma pemain yang kena tembak yang tahu pasti,’’ ujar Ramada, yang kemarin ikut bermain aif soft gun di Kalipuro. (radar)