Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Banjir Terbesar Selama Sepuluh Tahun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Banjir Bangsring Akibat Pendangkalan Sungai

WONGSOREJO – Bencana banjir yang melanda Desa Bangsring dan Bengkak, Kecamatan Wongsorejo Senin kemarin (13/2), merupakan banjir terbesar selama sepuluh tahun terakhir ini. Diketahui, air yang masuk ke rumah warga karena debit air sungai meluap.

Tingginya curah hujan mengakibatkan air sungai di kawasan Desa Bangsring dan Bengkak meluap. Camat Wongsorejo Sulistyowati mengatakan, dampak banjir yang terjadi di Desa Bangsring dan Bengkak kebanyakan terjadi di rumah-rumah warga  yang berdekatan dengan aliran sungai. Beruntung, banjir yang terjadi di wilayah Desa Bangsring dan  Bengkak berlangsung tidak lama.

”Hujan reda, banjir hilang. Banjir hanya di Desa Bangsring dan Bengkak saja,” kata Sulistyowati. Dia menambahkan, penyebab banjir di dua desa tersebut selain intensitas hujan yang tinggi, juga dipicu banyaknya aliran sungai yang mulai dangkal.

Pendangkalan air sungai di Desa  Bangsring dan Bengkak ini  disebabkan penumpukan sedimen tanah. Pihaknya mengaku telah melakukan pengecekan dengan Dinas  Pekerjaan Umum (PU) Pengairan  di beberapa titik lokasi penyebab banjir. Dalam waktu dekat, pemerintah akan melakukan pengerukan sungai yang dirasa sudah mulai dangkal.

”Sedimen-sedimen yang membuat dangkal akan kami keruk. Hujannya pada hari Senin lalu sangat luar biasa derasnya.,” tandasnya. Di Desa Bengkak juga ada beberapa titik kerusakan akibat banjir. Tembok SDN Bengkak dan tembok  kantor Benih Palawija Wongsorejo  di Dusun Pesumur, jebol lantaran tidak kuat menahan luapan air.

”Warga yang tinggal di pinggir  sungai kami imbau untuk menjaga  kebersihan. Warga terus waspada,karena musim huj an masih terus  berlangsung. Tapi mudah-mudahan tidak ada banjir lagi di Wongsorejo,” imbuhnya. Dari data yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, dampak  banjir di Dusun Paras Putih RT02/  RW02, Desa Bangsring, ada 6  KK yang terdampak banjir.

Di sana banyak perabotan rumah yang hanyut, total kerugian mencapai Rp 15 juta. Di Dusun Paras Putih RT01/RW01 yang terdampak ada sekitar 8 KK dengan kerugian mencapai Rp  15 juga. Sementara untuk di  Dusun Krajan 1 RT04/RW05 beberapa kambing dan ayam  hilang karena hilang terseret banjir.

Pipah, 32, salah satu warga  Dusun Krajan I, Bangsring mengungkapkan, saat hujan lebat,  air sungai yag biasanya kering  berangsur mulai meninggi. Air pun meluber ke perkampungan  warga dan ladang jagung. ”Kambing anak saya hilang, sudah dikejar suami saya tapi tidak bisa tertangkap. TV rusak, uang saya Rp 2 juta dan KTP juga hilang karena air masuk ke rumah sekitar 50 Cm dalamnya,” ungkap Pipah sembari mencuci pakaiannya yang kotor terkena banjir.

Hal senada juga dirasakan oleh Sahari, 25, warga Dusun Krajan  I lainnya. Saat banjir tiba, banyak  warga yang teriak histeris karena air masuk begitu cepat. Hewan  ternak seperti sapi dan kambing  pun banyak yang hanyut. Beruntung, untuk laporan kehilangan,  hanya kambing dan ayam milik  warga saja yang hilang.

”Ada beberapa rumah yang letaknya lebih rendah dari lainnya juga terendam banjir sampai seleher. Mudah-mudahan tidak ada banjir-banjir lagi habis ini. Warga  susah kalau begini,” ujarnya.  Sementara itu, dari data harian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi.

Seluruh wilayah Banyuwangi masih berpotensi hujan. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Wongsorejo, Kalipuro, Songgon dan Licin. Sementara untuk wilayah kecamatan lainnya, intensitas hujan  untuk hari ini berpotensi hujan ringan hingga sedang. (radar)