Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Banteng Liar Berpeluang Masuk Kampung Lagi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GLENMORE – Meski seekor banteng liar yang berkeliaran di dekat permukiman sudah ditangkap dan tewas, tapi warga Perkebunan Kendenglembu dan Perkebunan Trebasala di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, tetap waspada.

Sebab, puluhan banteng liar yang berada di hutan lindung dekat perkebunan tersebut masih berpeluang turun ke permukiman warga. Satwa liar tersebut keluar dari habitatnya karena kehausan dan mencari air minum Seperti diketahui, musim ke marau masih berlangsung hingga saat ini.

Sumber air di hutan lindung Trebasala kering. “Karena masih musim ke marau, kemungkinan banteng- banteng liar tersebut akan turun lagi, karena mereka haus dan mencari minum,” ujar Kepala Resort Pacet Balai Taman Nasional Meru Betiri, Luki Dwi Susanto, kemarin (10/10).

Karena itu, Luki berharap masyarakat yang tinggal dan bekerja di Perkebunan Kendeng lembu dan Trebasala te tap waspada. Masyarakat di minta berhati-hati dan segera melapor ketika melihat se kelompok banteng turun. “Khususnya kalau sampai ada banteng yang mengamuk atau kesasar,” tutur lelaki asal Jember tersebut.

Luki menambahkan, puluhan banteng yang turun gunung tersebut biasanya tidak sampai mengganggu warga. Sebab, kawanan satwa lindung tersebut biasanya sudah memiliki rute mencari minum sendiri. Komunitas banteng yang datangnya silih berganti tersebut biasanya turun gunung hanya untuk mencari minum.

Setelah minum, biasanya mereka balik lagi dan tidak sampai mengganggu warga,” jelasnya. Sementara itu, terkait matinya banteng betina yang ditangkap warga tersebut, petugas Taman Nasional Meru Betiri tidak mempersoalkan. Sebab, pada dasarnya masyarakat menjerat satwa tersebut karena khawatir.

Selain itu, banteng tersebut diduga sudah lama terluka dan mengalami patah kaki. “Pada saat ditangkap warga, banteng itu masih hidup. Setelah berhasil ditangkap, warga langsung lapor petugas,” tandasnya. Luki menyebutkan, patah kaki kanan bagian belakang banteng tersebut semakin menguatkan bahwa masih ada perburuan liar yang dilakukan pihak yang tak bertanggung jawab.

Patahnya kaki kanan bagian belakang banteng tersebut akibat jebakan pemburu, dan kemungkinan sudah lama,” tandasnya. Seperti diberitakan kemarin, satwa dilindungi, yakni banteng Jawa, mati di kebun kakao di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore (9/10). Banteng yang mati tersebut termasuk langka.

Sebab, banteng warna hitam semacam itu biasanya berjenis kelamin jantan. Namun ban teng yang satu ini ternyata ber jenis kelamin betina. (radar)