GENTENG – Cuaca di wilayah Kabupaten Banyuwangi, ternyata cukup bersahabat untuk dijadikan lokasi budidaya reptilian, termasuk reptile yang bernilai komersial tinggi seperti Tegu Argentina.
Itu seperti yang dilakukan Hadi Gunawan, 24, warga Dusun Kaliputih, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng. Sejak dua bulan lalu membudidayakan reptil jenis Tegu Argentina. Binatang yang mirip anakan komodo itu, didatangkan dari Argentina dengan harga mencapai Rp 5 juta per ekor.
“Saya titip orang, ini aslinya ada di Argentina, di sini sepertinya belum ada,” katanya. Menurut Gunawan, harga binatang ini cukup tinggi. Dalam sekali bertelur, bisa dihasilkan mencapai 40 butir. Sementara usia anakan berumur dua bulan, harganya rata-rata Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta.
“Harganya lumayan tinggi,” ujarnya. Tegu Argentina itu, terang dia, makanannya berupa tikus. Binatang ini diberi pakan empat hari sekali. Setiap ekor Tegu Argentina, sekali makan habis 10 ekor tikus. “Dalam sebulan untuk pakan habis maksimal Rp 400 ribu,” jelasnya.
Hadi menyebut binatang ini bisa hidup dengan baik di Indonesia. Bahkan, seandainya dilepas di alam liar, Tegu Argentina ini dipastikan bisa hidup dan berkembang biak. “Cuaca dan alam Banyuwangi sangat cocok,” terangnya.
Dibandingkan jenis reptil lain seperti iguana, tegu memiliki nilai jual lebih mahal dan pangsa pasar yang masih terbuka lebar. Permintaan dari luar daerah untuk anakan tegu, juga cukup tinggi. “Kalau di sini yang memelihara bertambah, pasar saya juga tidak berkurang,” ucapnya.
Hanya saja, lanjut dia, siklus perkawinan tegu sedikit lebih lama dibandingkan iguana. Sebab, binatang ini ada masa hibernasi (tidur panjang) selama dua bulan. Namun, untuk asupan gizi justru lebih mudah karena binatang ini merupakan jenis pemakan segala, baik tumbuhan maupun daging.
“Kalau iguana hanya makan tumbuhan, tegu apa saja, tapi sering saya kasih tikus,” ucapnya.(r adar)