Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Bapak dan Ibu Dibantai

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, alasan para imigran etnis Rohingya tersebut kabur dari Myanmar adalah mencari suaka. Mereka tidak ingin menjadi korban pembunuhan seperti yang menimpa saudara-saudaranya di sana. Salah satu imigran, Bilal mengatakan, dirinya sengaja lari dari negara asalnya karena marak pembunuhan etnis Rohingya.

“Bapak dan ibu saya sudah meninggal dunia karena dibunuh,” jel asnya dengan logat Melayu. Bilal mengaku, dirinya ber sama puluhan orang tersebut sengaja mencari perlindungan. Salah satu jalan keluarnya adalah pergi dari negara asal nya. ‘’Saya naik pesawat. Ke sini naik mobil,” terangnya. Hanya, dia tidak menjelaskan siapa orang pertama berinisiatif mendatangi Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdlatul Qodiri di Dusun Seneposari, Desa Baru rejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi. ‘’Semua yang ada ini cari selamat,” katanya saat santai duduk di salah satu asrama ponpes asuhan Kiai Kembar itu kemarin (13/4).

Tak jauh beda diungkapkan imigran lain, Iqbal Husein. Dia mengaku, sudah tidak betah tinggal di Myanmar karena ma rak aksi kekerasan dan pembunuhan. “Makan gak boleh. Semua gak boleh di sana (Myanmar, Red),” jelasnya. Iqbal yang membawa istri dan dua anaknya itu terpaksa pergi ke Indonesia. Niat kepergiannya itu semata-mata mencari perlindungan. ‘’Ingin selamat,” katanya dengan mimik wa jah yang gelisah. Iqbal mengaku, dirinya bersama keluarganya mengungsi menggunakan jalur laut. Dia menumpang speed boat. ‘’Pakai speed boat bayar Rp 300 ribu,” pungkasnya tanpa merinci di mana lokasi sandarnya.

Sementara itu, banyak warga yang menyaksikan operasi petugas di ponpes tersebut. Warga setempat tidak mengetahui bahwa ponpes tersebut menampung puluhan imigran gelap asal Myanmar. ‘’Saya tahu baru tadi malam,” kata Kepala Desa Barurejo, Imam Baidowi. Para imigran gelap tersebut sebagian ada yang ber ko munikasi menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Sebagian lagi ada yang hanya bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Myanmar. (radar)