Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Basarnas Turun ke Siliragung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Lakukan Pencarian Balita yang Hilang

SILIRAGUNG – Hilangnya bocah berumur  tiga tahun, Desta Wira Pradana, asal Dusun Pecemengan, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, menarik perhatian Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) di Jember. Sejumlah anggota tim SAR itu datang ke lokasi hilangnya bocah yang masih berumur kurang dari lima tahun (balita) di kawasan hutan Rowo Biru, Desa Buluagung,  Kecamatan Siliragung.

“Kita masih melakukan pengamatan,” cetus komandan tim SAR, Irwan Feri. Dalam pengamatan tersebut, anggota tim SAR itu mempelajari lokasi hilangnya putra pasangan Dwi Suryadi, 27, dan  Novi Nur Aini, 22, di sekitar hutan yang kini oleh warga dijadikan lahan garapan  itu.

“Kita mengamati lokasi di sekitar hilangnya anak tersebut, seperti di sumur,  sungai, dan tebing,” katanya. Desta Wira Pradana hilang pada Minggu (5/7). Orang tua, kerabat, dan para tetangga terus melakukan pencarian. untuk menemukan bocah malang itu, mereka  juga menggunakan tenaga supranatural.

Sayang, hingga kemarin (8/7) upayanya itu belum menunjukkan hasil. “Belum ada tanda-tanda yang menunjukkan jejak anak,” ungkapnya. Irwan mengatakan, untuk melakukan pengamatan, Basarnas akan berada di Desa Buluagung sehari.

Pihaknya juga akan terus melakukan koordinasi dengan tim dari Polsek Siliragung. “Malam ini (tadi malam) kita  bermalam di sini sambil kita lihat perkembangan besok (hari ini),” katanya. Salah satu warga yang juga punya lahan garapan di sekitar hutan Rowo Biru, Budiyono, 50, mengatakan setelah mendengar kabar ada anak hilang, dirinya langsung memeriksa dan menyelami sumur-sumur di sekitar lokasi.

“Kurang lebih lima sumur saya periksa dan dikuras, semua tidak ada,” ujarnya. Menurut Budiyono, kejadian anak hilang itu sebelumnya juga pernah terjadi.  Saat itu korbannya seorang perempuan.  Sebelum hilang, perempuan itu bersama suaminya menemukan benda berbentuk gelas dan lepek.

“Ditemukan seperti linglung di daerah Lampon (Desa/Kecamatan Pesanggaran),” terangnya. Hutan di daerah Rowo Biru, jelas dia, telah dijadikan ladang cabai. Sehingga, bila ada anak yang hilang, maka itu dianggap misterius.

Apalagi, saat bocah itu hilang, di lokasi ada empat orang, yakni kedua orang tuanya, paman, dan neneknya. “Juga banyak warga yang sedang menanam cabai,” cetusnya. Sementara itu, keterangan ibu kandung korban, Novi Nur Aini, saat putranya hilang Minggu (8/7) itu adalah hari pertama dia mengajak anaknya ke ladang.

Biasanya anaknya itu dititipkan kepada neneknya. “Baru pertama diajak ke ladang,” katanya. Novi mengaku tidak punya firasat apa pun saat putranya akan hilang. Selain itu, juga tidak ada tanda-tanda mencurigakan. “Tidak bersuara, tidak ada orang ke rumah,” ujarnya.

Saat hilang bocah itu memakai singlet merah muda kombinasi putih dengan tulisan “Angry Bird” dan celana pendek.  Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, seorang bocah yang masih berumur tiga tahun, Desta Wira Pradana, asal DusunPecemengan,  Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung,  sejak Minggu (5/7) oleh keluarganya dinyatakan hilang.

Putra pasangan Dwi Suryadi, 27, dan Novi Nuaraini, 22, itu hilang saat ikut kedua orang tuanya ke ladang di kawasan hutan Rowo Biru, Desa Buluagung. “Warga masih terus mencari,” cetus Sudit, 43,  tetangga korban. Saat bocah itu dinyatakan hilang, terang dia, posisinya tidak jauh dari kedua orang tuanya yang bekerja.

Makanya, warga menduga Desta itu dibawa makhluk halus. “Logikanya lho, Mas, warga sudah menyisir sungai  satu jam lebih, tapi tidak ketemu,” katanya. Sudit bersama warga lain meyakini Desta yang tiba-tiba menghilang itu bukan dibawa orang, tapi disembunyikan makhluk halus. (radar)