Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Berantas Buta Huruf, SDN Kebalenan Terjunkan Tutor

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Program pemberantasan buta huruf yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi langsung direspon oleh jajaran Dinas Pendidikan Nasional (Dispendik) Banyuwangi. Awalnya para pengajar Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dikumpulkan untuk mendapatkan pembekalan bagaimana menjadi tutor dalam pemberantasan buta huruf di SDN model beberapa waktu lalu.

Berdasarkan modal data dari Badan Pendataan Statistik (BPS), para guru tersebut mendatangi tempat-tempat yang sudah ditentukan. Terutama tempat yang terdekat dari tempat tinggal para guru atau tempat terdekat dari mereka mengajar. Contohnya di Kelurahan Kebalenan. Berdasarkan data BPS, ada 13 penduduk di tiga Rukun Warga (RW) yang masih buta huruf. Sekolah terdekat dari daerah ini adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebalenan.

Tanpa dikomando, Kepala SDN Kebalenan, Kepala Unit Pelaksana Teknik Daerah (UPTD) Kecamatan Banyuwangi bekerjasama dengan Camat Banyuwangi dan kepala Rumah Tangga (RT) setempat melaksanakan tugas yang mulia tersebut. Bertempat di musala RT 2 RW II Baluk, Kelurahan Kebalenan, Sabtu (8/3) malam lalu kegiatan yang dikemas dalam Gempita Perpus diawali. Ada 9 warga yang hadir. Mereka di dampingi ketua RT 2 RW II, dan sekretaris kelurahan.

Turut hadir pula kepala UPTD Kecamatan Banyuwangi, Camat Banyuwangi, dan Kepala SDN Kebalenan. Menurut ketua RT, Farid, dari 13 data yang ada, terdapat 4 orang yang sudah bisa baca tulis. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Camat Banyuwangi, Aziz, di Kecamatan Banyuwangi saja. Menurut BPS, terdapat 1961 warga yang buta aksara. “Namun kenyataan di lapangan sebenarnya tidak sampai pada angka tersebut,” ujar Aziz.

 Hanya saja, seperti kejadian di Kelurahan Kebalenan, mereka bisa baca tulis. Tetapi saat pendataan oleh BPS tidak bisa menunjukkan data otentik. “Semacam ijazah bahwa mereka pernah mengenyam pendidikan,” lanjutnya. Kepala SDN Kebalenan, Hj. Setyaningsih menunjuk salah satu staf pengajarnya, Darmi, sebagai tutor Gempita  Perpus (gerakan masyarakat pemberantasan tri buta dan pengangkatan anak putus sekolah) di Kelurahan Kebalenan. 

Penjelasan Setyaningsih, untuk mensukseskan program Bupati Banyuwangi ini, diperlukan kiat kusus.  Perlu metode pendekataan tersendiri. Karena itu, guru yang bertempat tinggal di Kebalenan didapuk menjadi tutor. Kegiatan Gempita Perpus ini dilaksanakan hingga Mei mendatang. Diharapkan, melalui Gempita Perpus, saat hari pendidikan Nasional (Hardiknas) banyuwangi telah bebas buta aksara. (radar)