Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Beras Merah Singojuruh Tembus Pasar Amerika

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

berasSINGOJURUH – Hasil panen para petani di Dusun Turus, Desa Sumberbaru. Kecamatan Singojuruh. ternyata sudah beredar hingga mancanegara. Sejumlah negara di belahan jagat banyak yang memesan, sehingga para petani kewalahan. Petani menyebut, kekurangan lahan sebagai penyebab kurang maksimalnya pengiriman beras merah ke sejumlah negara.” Permintaan cukup tinggi, tapi kita minta mereka menunggu dulu,” terang Samanhudi, 45, pelopor gerakan beras merah Kecamatan Singojuruh.

Menurut Samanhudi, beras merah produksi petani di daerahnya sudah dikirim ke pasar Amerika dan Kroasia. Bahkan, belakangan permintaan dalam jumlah besar datang dari Tiongkok Tapi sementara masih belum bisa dipenuhi. China (Tiongkok) pesan 18 ton perbulan, tapi belum bisa dilayani,” katanya. Samanhudi menyebut. saat ini para petani yang menanam beras merah sekitar 70 orang dan lahan yang digunakan seluas 60 hektare. “Kita kesulitan lahan dalam menanam beras merah, makanya pesanan dari luar negeri belum bisa dilayani,” dalihnya. 

Para petani, jelas dia, berharap pemerintah bisa membantu pengadaan lahan di tepi hutan. “Lahan yang kami butuhkan di pinggiran hutan luasnya sekitar 2.000 hektare,” ungkapnya Lahan seluas itu, terang dia, untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi. Apalagi, saat ini kebutuhan untuk konsumsi lokal juga sangat besar. “Warga banyak yang membtuu beras merah,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Penanaman beras merah dengan sistem organik, lanjut dia, cenderung aman dari wereng. Hal itu karena petani sudah mulai bisa meramalkan datangnya hama.

“Jadi kita tidak menunggu penyakit, tapi meramalkan,” cetusnya. Meski sudah ekspor ke sejumlah negara, Samanhudi menyebut kalau selama ini para petani beras merah di daerahnya belum banyak menerima dukungan dari pemerintah. “Yang butuh merah itu mulai warga sampai pejabat,” katanya. Ditanya harga beras merah. Samanhudi menyebut keuntunngan beras merah itu lebih banyak dibanding harga belas putih. Garga beras merah curah mencapai Rp 15 ribu per kilogram. “Kalau di pelanggan ya Rp 21 ribu,” sebutnya. 

Menanggapi keinginan petani itu, Camat Singojuruh Nanik Macrufi mengatakan sudah berkomitmen mendukung gerakan ini. Bahkan produksi beras merah rencananya akan dijadikan sebagai produk unggulan. “Kita sudah mapping, ini akan menjadi produk unggulan kecatnatan,” katanya. Mengenai permintaan lahan di tepi hutan, camat menyebut kalau itu sulit tmtuk direalisasikan. Tapi, itu akan tetap diupayakan. Pihaknya, akan membantu mencari dukungan dari instansi terkait. “Kami akan menjadi mediator jika memang ada lahan yang bisa dijadikan untuk produksi ini,” ungkapnya. (radar)