Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Berburu Nyamuk Di Alas Purwo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tim-Dokter-Temukan-Populasi-Nyamuk-Malaria

Tim Dokter Temukan Populasi Nyamuk Malaria

BANYUWANGI – Enam titik di Banyuwangi menjadi lokasi penelitian 17 orang tim dokter dari Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga (B2P2VRP). Penelitian yang bertujuan mencari vektor dan reservoir untuk beberapa penyakit, seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, limfatik filariasis, leptospirosis, hantavirus, dan chikungunya, difokuskan ke beberapa desa dan wilayah hutan di Banyuwangi Selatan.

Seperti Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo; Desa Seneporejo dan Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung; dan Dusun Lampon, Desa Pesanggaran. Pada penelitian hari pertama (10/8) sebanyak 17 orang dokter menyasar wilayah Alas Purwo dan Desa Kalipait.

Dalam penyisiran tersebut tim dokter berhasil menangkap 155 ekor nyamuk, satu  ekor tikus, dan satu ekor kelelawar. Ketiga jenis hewan tersebut diteliti, selanjutnya dideteksi apakah sebagai vektor (organisme penyebar penyakit) DB, malaria, leptosirosis, dan rabies, ataukah bukan.

Temuan sementara, nyamuk jenis anophetes sundaicus, Anopheles barbirostris dan Aedes albopictus yang paling mendominasi dari pada jenis nyamuk lain. Nyamuk-nyamuk tersebut dapat menyebarkan virus malaria dan chikungunya atau demam berdarah.

Jenis Anopheles sundaicus menyukai wilayah air payau seperti di wilayah Alas Purwo dan Desa Kalipait. Kemudian, jenis Anopheles barbirostris banyak ditemukan di air genangan sisa jejak binatang. Keduanya menjadi vektor penyakit malaria.

Nyamuk jenis Aedes albopictus banyak ditemukan di kebun dan seringkali menyebarkan penyakit kepada hewan. Penanggungjawab operasional Dinas Kesehatan Bannyuwangi, Sudarto Setyo, mengatakan penelitian tersebut mengambil sampel wilayah yang mewakili hutan, pemukiman, dan pantai, yang selama ini menjadi daerah persebaran nyamuk.

Berdasar temuan para dokter itu, Darto mengatakan, di wilayah Alas Purwo dan Desa Kalipait berpotensi diserang virus malaria dengan keberadaan vektor-vektor tersebut. “Asalkan ada virusnya, nyamuk- nyamuk tersebut bisa menyebarkan penyakit juga ke manusia. Tapi, jika tidak ada virus kemungkinan aman. Karena nyamuk tipikalnya pasif.

Hasil penelitian itu akan dijadikan acuan secara nasional untuk mengantisipasi penyakit menular yang disebabkan binatang, termasuk cara penanganan, pemberantasan, dan pengobatannya,” terang Darto.  Tim tersebut masih akan melanjutkan penelitian di empat lokasi lain.

Tim tersebut juga akan meneliti kondisi wilayah yang berpotensi menjadi tempat nyamuk-nyamuk tersebut berkembang biak. “Besok kemungkinan ke Desa Buluagung atau Desa Seneporejo. Targetnya semua vektor yang memungkinkan persebaran penyakit menular ditemukan,” jelasnya.

Darto menambahkan, di wilayah kota Banyuwangi, berdasar laporan para surveilen, nyamuk jenis Aedes aegypti dan Culex masih yang terbanyak. Kedua nyamuk tersebut menjadi tanda bahwa vektor penyakit demam berdarah dan penyakit filariasis (kaki gajah) ada di tengah kota.

“Masyarakat perlu melakukan penanganan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilingkungannya,” tandasnya.  Jika dibiarkan, kondisi itu akan mempermudah persebaran penyakit-penyakit tersebut.

“Kalau di kota untuk malaria selama empat tahun ini belum ada temuan. Kalaupun ada, itu kemungkinan dari luar kota. Pemetaan keberadaan vektor ini bisa mempermudah kita melakukan penanganan,” pungkasnya. (radar)