Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Berebut Berkah di Hari Terakhir

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

berebutGLAGAH – Upacara adat Seblang yang digelar selama sepekan oleh warga Desa Olehsari, KecamatanGlagah, Banyuwangi, berakhir kemarin (18/8). Dalam ritual hari terakhir tersebut, ribuan warga dari berbagai daerah tampak tumplek blek di lokasi upacara yang berada di tengah perkampungan penduduk.

Dengan dipimpin sesepuh kampung, penari yang telah memakai omprog (mahkota dari daun kelapa muda) dalam kondisi tidak sadar itu, terlihat berjalan menari-nari mengitari tempat ritual dengan dipandu oleh sejumlah tokoh adat. “Penarinya itu harus masih belia dan perawan,” terang ketua paguyuban Seblang, Ansori. Hampir satu jam lamanya, penari Seblang mengitari tempat ritual yang dibangun dengan permanen tersebut.

Salah satu tokoh adat, sesekali meminta penari untuk istirahat sambil diberi sesajen. “Usai menari-nari ini, ada ritual menjual kembang,” katanya. Usai menjual kembang, ritual dilanjutkan dengan minta syarat. Dalam upacara ini, sejumlah warga menyodorkan air pada penari sambil mengajukan keluhannya “Warga minta berkah agar keluhannya berupa sakit bisa sembuh,” jelasnya pada Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Sebagai puncak dari ritual adat Seblang ini, penari yang matanya terus terpejam dibawa keliling kampung. Rute yang diambil dalam keliling ini, sesuai dengan permintaan dari sang penari. “Keliling kampung ini hanya dilakukan pada hari terakhir tradisi ini,” jelasnya. Di tengah perjalanan keliling kampung, penari seblang sempat diajak mampir ke sebuah gubuk yang ada di tempat pemakaman umum (TPU) yang tidak jauh dari pusat kegiatan ini.

Di gubuk itu, ada makam sesepuh kampung Buyut Ketut. “Buyut Ketut itu dulu sesepuh kampung ini,” jelasnya. Kegiatan ritual adat Seblang ini merupakan ritual yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Setiap awal Syawal, warga melaksanakan tradisi ini sebagai bukti syukur pada Tuhan yang telah memberi berkah dan rezeki yang banyak pada masyarakat. “Ritual ini selalu dilaksanakan awal Syawal,” jelasnya. Ansori menyebut, meski telah ditentukan pada awal Syawal, tapi untuk kegiatan tidak mesti sama.

Sebab, jadwal pelaksanaan adat Seblang ini menunggu petunjuk dari yang gaib. “Kalau sudah ada petunjuk untuk melaksanakan ritual ini, maka ya kita laksanakan,” katanya. Ritual adat Seblang ini selalu dilaksanakan setiap tahun. Bahkan, kegiatan ini sudah menjadi kalender pariwisata yang ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi. “Kita mendapat dukungan penuh dari dinas pariwisata Banyuwangi,” sebut ketua panitia Sunardi. (radar)