Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bikin Macet di Mana-mana

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bikinBANYUWANGI – Antrean pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bumi Blambangan menimbulkan kemacetan di mana-mana kemarin. Kendaraan yang antre mengular hingga ke jalan raya. Ironisnya, antrean kendaraan yang ingin membeli solar di sejumlah SPBU itu berada jalur poros dan pusat kota. Meski sudah ada anggota kepolisian yang mengatur, tapi arus lalu lintas tetap terlihat semrawut. “Tolong sabar dan antre,” kata Kanitsabhara Polsek Kabat, Aiptu Mustari, saat mengatur kendaraan yang antre di SPBU Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.

Arus lalu lintas di jalan raya Labanasem jurusan Banyuwangi-Rogojampi itu dikenal sebagai jalur yang padat. Antrean kendaraan yang ingin membeli solar di SPBU tersebut membuat kondisi jalan poros itu ter lihat semrawut Tolong, kendaraan yang antre agar tertib,” pinta Aiptu Mustari sambil mengatur kendaraan yang ingin nyelonong ke SPBU. Antrean kendaraan di SPBU Desa Labanasem itu memang ter lihat cukup parah.

Kendaraan ber bagai jenis mengular hingga hampir satu kilometer. Di SPBU ini antrean mulai terjadi sekitar pu kul 06.00. “Saya antre hingga dua jam lebih,” terang Suraji, salah satu sopir mobil boks yang mengaku dari Kecamatan Banyuwangi. Suraji yang mengaku akan mengirim barang ke Jember itu datang ke SPBU di Labanasem sejak pukul 07.00. Setelah menunggu dua jam, dirinya baru mendapatkan giliran mengisi BBM. “Ini waktu sudah terbuang. Menunggu lama cukup melelahkan.

Kalau harga BBM mau dinaikkan, sebaiknya pemerintah segera menaikkan saja,” katanya. Berkurangnya pasokan solar ke SPBU akibat pembatasan itu mulai dikeluhkan para petani. Para petani yang mengolah lahan menggunakan mesin diesel terpaksa tidak bisa bekerja karena kehabisan solar. “Mesin singkal saya mancep (menancap) di sawah,” cetus salah satu warga di SPBU Labanasem kemarin.

Petani lain, Rahmad, asal Desa Sumberbuluh, Kecamatan Songgon, mengaku sudah datang ke SPBU Labanasem untuk membeli solar sejak pukul 06.30. Tetapi, hingga pukul 09.30, jeriken yang dibawa belum terisi solar. “Beli di mana-mana (solar) tidak ada,” katanya. Rahmad menyebut, hampir sepekan tidak bisa nyingkal karena tidak ada solar. Mesin diesel yang biasa digunakan mengolah lahan itu terpaksa dikandangkan di rumah. “Saya hanya ingin beli solar Rp 100 ribu,” ujarnya.

Antrean kendaraan untuk mendapatkan solar di pusat kota terjadi di SPBU Karangente dan SPBU Sukowidi, Desa Klatak, Kecamatan Kalipuro. Di dua SPBU itu, kendaraan yang antre juga mengular hingga ke jalan raya dan mengganggu arus lalu lintas. Kendaraan yang antre di SPBU Karangente tampak cukup mengganggu. Apalagi, jarak SPBU dengan simpang empat sangat dekatan. Sementara itu, SPBU Sukowidi berada di jalur double way. Setiap hari arus lalu lintas di jalan tersebut cukup ramai. (radar)