Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bintang Pantura Goyang Inaugurasi Untag

Ajeng, Bintang Pantura menghebohkan panggung Malam Inaugurasi Mahasiswa Baru Untag, Rabu malam (30/8)
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ajeng, Bintang Pantura menghebohkan panggung Malam Inaugurasi Mahasiswa Baru Untag, Rabu malam (30/8)

BANYUWANGI – Ajeng, penyanyi Bintang Pantura Indosiar asal Banyuwangi menggoyang Panggung Malam Inaugurasi Mahasiswa Baru Universitas 17 Agustus  1945 (Untag), Rabu malam (30/8).

Bintang tamu sekaligus alumni Untag itu melantunkan tiga tembang, yakni Sayang, Polisi, dan Kepaling. Acara yang dihelat di halaman kampus merah putih itu menandai penutupan kegiatan Orientasi Program Studi  dan Pengenalan Kampus (Opspek), yang  berlangsung sejak Selasa siang (29/8).

Sejak pukul 16.00, acara yang diikuti ratusan mahasiswa baru itu dimulai dengan dimeriahkan oleh band pembuka. Seluruh peserta Opspek berdiri dan bergemalah lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Selanjutnya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Untag menampilkan sederet kesenian. Tari jaran goyang dan tari gandrung ditampilkan oleh mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam UKM Tari.

Tak hanya itu, tari ganyong dan tari marsan juga menghangatkan suasana malam yang cenderung  berhawa dingin.  Sementara itu, UKM Paduan Suara menggelorakan semangat ratusan mahasiswa baru dengan  menggemakan Mars Untag atau  Gema Untag.

Para mahasiswa  baru semakin terhanyut suasana  ketika paduan suara menyanyikan lagu “Kesempurnaan Cinta dan Sayang”. Ratusan mahasiswa baru langsung berdiri dan bergoyang ketika seorang mahasiswa baru bernama  Gangga bermain disc jockey (DJ).

Mix lagu daerah Banyuwangi dengan musik yang aduhai untuk berajojing semakin membakar  semangat muda para mahasiswa.  Bahkan, beberapa dosen dan karyawan Untag tanpa sadar ikut  menggoyangkan badan mengikuti irama yang rancak itu.

Tak kalah meriah, UKM Band menampilkan sederet vokalisnya. Ada yang menyanyikan lagu pop Indonesia melankolis, ada yang  menyanyikan lagu rock barat. Sesekali peserta Opspek diajak  berdiri, lalu bernyanyi bersama.

Permainan musik UKM Band mampu menghipnotis seluruh peserta Opspek.  Bukan hanya musik dan tari yang dipertontonkan kepada  mahasiswa baru. UKM Silat tak mau kalah menampilkan seorang pendekar silat putri.

Dia memainkan jurus-jurus Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Bahkan, sang pen dekar sempat memainkan jurus menggunakan senjata golok dan tongkat. Yang paling menggugah perasaan adalah renungan yang disampaikan oleh pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa  (BEM) Untag.

Sunan dkk benar- benar mampu membakar semangat nasionalisme dengan yel-yel yang disambut antusias oleh mahasiswa baru. Kata-kata renungan itu membikin bulu kuduk berdiri alias merinding tatkala  lighting dan efek asap turut   dimainkan.

Saat yang ditunggu-tunggu mahasiswa baru adalah legalisasi. Secara simbolis, Rektor Untag Drs. Andang Subaharianto,  MHum melepas atribut Opspek  berupa topi dan ID card dari  perwakilan seorang mahasiswa  dan mahasiswi baru.

Selanjutnya, rektor memakaikan jas almamater Untag berwarna merah. Sebanyak 15 peserta Opspek menerima penghargaan terbaik. Mereka dipilih satu orang dari setiap kelompok.

Satu per satu  mahasiswa baru terbaik itu di panggil naik ke panggung, lalu menerima piagam penghargaan yang diserahkan oleh pembantu rektor, dekan, dan wakil Perpenas. Dalam pidato sambutannya, Rektor Andang mengatakan, teori  Profesor Rheinald Kasali dari  Universitas Indonesia bahwa  keberuntungan itu adalah titik  temu antara kesiapan dan peluang.

Orang yang siap, kata dia, tetapi  tidak ada peluang, maka dia tidak  beruntung. Peluang selalu ada, tetapi tidak siap, maka dia juga  termasuk tidak beruntung. “Saya rektor Untag Banyuwangi mempersiapkan anda-anda semua supaya  siap, sehingga ketika peluang datang, maka anda sudah siap,” ucapnya di hadapan ratusan mahasiswa baru.

Mulai Selasa lalu (29/8), besok,  dan seterusnya, Andang mengajak untuk bersama-sama mengembangkan diri. Dengan begitu, Anda  keluar dari Untag akan menjadi  generasi yang siap dan termasuk orang yang beruntung.

“Anda  menjadi generasi yang unggul, taat asas, dan berwawasan kebangsaan, sehingga mampu menjadi pilar tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Opspek Untag, Dimas Imaniar,  SSos, MSi mengatakan, orientasi program studi dan pengenalan kampus adalah sebuah wahana yang mengenalkan dan membekali para mahasiswa baru terhadap dinamika dan dialektika perkuliahan.

Tentunya sangat berbeda dengan apa yang ditemukan, dirasakan, dan dilihat pada sekolah lanjut tingkat atas. Di  perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk mengenal lebih  dekat dan memahami seluk beluk kehidupan kampus, yang bercorak  ilmiah, rasionalistis, analistis, serta sistematis.

“Juga memiliki karakteristik kebebasan berpendapat, kritis, jujur, dan bertanggung jawab, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan berwawasan kebangsaan,” jelasnya. Jika mahasiswa baru nanti sudah  kuliah, imbuh Dimas, maka tidak  cukup hanya duduk di kelas dan melakukan penelitian. Tetapi, mahasiswa juga harus membela kebenaran.

“Membela penindasan-penindasan oleh orang yang memiliki otoritas kepada saudara-saudara kita masyarakat Indonesia,” pesannya.(radar)