Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bisa Hemat Anggaran hingga 15 Persen

DAUR ULANG: Aspal bekas kerukan jalan rusak ditumpuk di tepi Jalan Yos Sudarso, Banyuwangi, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DAUR ULANG: Aspal bekas kerukan jalan rusak ditumpuk di tepi Jalan Yos Sudarso, Banyuwangi, kemarin.

Butuh dana sekitar Rp 700 miliar untuk memperbaiki jalan rusak di Banyuwangi. Namun, kini dana untuk pembangunan infrastruktur itu belum mencukupi. Rupanya, kondisi yang terbatas itu memunculkan ide kreatif, yakni menggunakan aspal daur ulang.

KEBUTUHAN Rp 700 miliar untuk perbaikan jalan itu belum sepenuhnya bisa direalisasikan APBD. Kekuatan APBD 2012 hanya sekitar Rp 1,672 triliun. Dari total APBD Rp 1,672 triliun itu, kemampuan merealisasikan anggaran perbaikan jalan hanya sekitar Rp 116 miliar.

Untuk mengatasi minimnya dana APBD tersebut, maka Dinas  Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta  Karya, dan Tata Ruang (BMCKTR)dituntut berpikir keras, kerja keras, dan kerja cerdas Selama ini, perbaikan jalan dilakukan dengan cara penambalan (patching) dan lapis ulang (overlay).

Hanya, cara itu tidak dapat diterapkan terus-menerus. Perbaikan secara overlay dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak negatif , antara lain jalan semakin tinggi dan harus selalu diiringi dengan meninggikan bahu jalan. Jika tidak diimbangi dengan itu, bahu jalan akan semakin curam dan berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu-lintas.

Untuk meminimalkan dampak buruk itu, Dinas PU Bina Marga mulai memberlakukan metode daur ulang atau pavement  ecycling. Metode daur ulang itu dinilai memiliki beberapa keunggulan, dan anggaran yang dibutuhkan jauh lebih murah dibanding menggunakan metode lain. Metode pavement recycling merupakan cara perbaikan dengan cara menghancurkan aspal jalan yang rusak lalu memanfaatkannya kembali.

Teknisnya, jalan yang rusak dibongkar dengan cara dikupas. Setelah dikupas, aspal hasil kupasan itu didaur ulang. Sebelum didaur ulang, limbah aspal itu dianalisis untuk mengetahui kandungan yang tersisa. “Analisis itu bertujuan mengetahui berapa banyak bahan baru yang harus ditambahkan,” papar Kadis PU Bina Marga Banyuwangi, Mujiono.

Setelah diketahui kandungan yang tersisa, maka limbah aspal itu cukup ditambah aspal emulsion. Proses pemasangan aspal hasil daur ulang tidak perlu dibakar. Cukup dicampur air sudah langsung bisa dipasang. Kualitas yang dihasilkan tidak kalah dengan hotmix anyar. Walau menggunakan limbah, tapi kekuatan sama.

Bahkan, metode ini memiliki keunggulan daripada menggunakan hotmix baru. Salah satu keunggulannya, perbaikan jalan menggunakan bahan cold miling ini jauh lebih murah sekitar 15 persen. Keunggulan  lain, proses pemasangan cold milling tidak perlu dibakar ulang. Proses pembakaran ulang cukup menggunakan panas matahari.

Hanya saja, perbaikan jalan menggunakan cold miling tidak bisa dikerjakan pada musim hujan. Jika dilakukan pada musim hujan, aspal tidak bisa melekat karena tidak ada sinar matahari. Keunggulan lain, tidak perlu beli aspal 100 persen. Cukup membeli aspal emulsion.

Kita sudah punya peralatan yang memadai, jadi aspal hotmix yang usianya di atas lima tahun cukup didaur ulang,” timpal Kasi Laborat dan Leger Jalan Dinas PU Bina Marga, Yunus Kurniawan. Metode ini sudah hampir dua tahun dilakukan pleh Dinas PU Bina Marga. Sejumlah perbaikan jalan di dalam kota dan beberapa jalan kecamatan sudah menggunakan cara tersebut. “Hasilnya, tahun lalu kita pasang sampai sekarang masih bagus,” paparnya.

Metode ini masih jarang dilakukan pemerintah daerah. Tetapi, perbaikan jalan poros nasional umumnya sudah menggunakan aspal hasil daur ulang tersebut. Selama ini bahan baku cold milling merupakan hasil pengupasan jalan nasional. “Di tingkat kabupaten, kita baru memulai dua tahun lalu. Cara ini murahdan praktis,” ujar Yunus. (radar)