Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

BNN Apresiasi Penangkapan Oknum Sipir Lapas Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

DIAM-DIAM, Badan Narkotika Nasional (BNN) memantau penangkapan Jhoni Efendy Poesadan, oknum sipir Lapas Banyuwangi yang tertangkap  tangan membawa sabu-sabu. Kasus ini langsung masuk isu besar kliping berita media cetak dan  online hari Jumat kmarin (6/1).

Hal ini disampaikan Kepala Humas BNN Kombes Slamet Pribadi kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin. Lewat WhatsApp, Slamet yang asli Banyuwangi itu mengapresiasi langkah Polres Banyuwangi memerangi narkoba di Lapas.

“Sampaikan report saya di atas ke Kapolres. BNN dan BNP akan terus memantau perkembangan kasus ini. Kami mengapresiasi penangkapan ini,’’ kata perwira polisi yang akrab dipanggil Didik tersebut.

Selain Banyuwangi, yang masuk isu besar kliping berita adalah Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Mabes Polri  menembak mati bandar narkoba WN Nigeria dengan barang bukti 86 kapsul sabu dan 4 gram ganja. Isu besar kedua, peredaran narkoba dalam Lapas Salemba masih terjadi.

Terbukti dengan tertangkapnya RA yang memiliki 0,77 gram sabu yang rencananya diedarkan di dalam Lapas. Ketiga,  hasil tes urine yang dilakukan BNN Kota Langsa, lima pejabat pemkot positif gunakan narkoba. “Keempat tertangkapnya Jhoni Effendy sipir Lapas Banyuwangi yang kedapatan  membawa sabu mendapat  perhatian dari Kementerian Hukum  dan Ham,’’ ungkapnya.

Sebelumnya, Slamet juga berkomentar keras terkait isu  maraknya peredaran narkoba di Lapas Banyuwangi. Jika benar ada peredaran narkoba, BNN tak segan-segan melakukan razia. Menurut Slamet, selagi alat komunikasi, seperti ponsel, bebas dipegang napi maka peredaran narkoba di Lapas sangat mungkin terjadi. Sebab, dengan ponsel tersebut pemesanan barang dari  luar bisa dilakukan.

“Bersihkan dulu alat komunikasi kalau Lapas mau bersih dari narkoba. Kalau  masih ada napi memegang ponsel, ada kemungkinan di dalam sangat berpotensi terjadi  peredaran narkoba,’’ ujar Slamet  kala itu. (radar)