Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

BSPS Gintangan Sarat Penyimpangan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ROGOJAMPI – Pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) kucuran dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012 di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, diduga sarat penyimpangan. Sebab, realisasi bedah rumah terhadap 370 kepala keluarga (KK) telah melanggar aturan. Dalam peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) RI Nomor 14 Tahun 2011 tentang pedoman pelaksanaan BSPS bagi masyarakat berpenghasilan rendah disebutkan bahwa dana stimulan diserahkan langsung kepada penerima bantuan.

Namun, yang terjadi di Desa Gintangan, penerima bantuan hanya menerima bahan bangunan atau material. Setiap KK mendapatkan dana stimulan senilai Rp 6 juta. Jadi, total kucuran dari pusat untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di desa tersebut senilai Rp 2,2 juta. Jumlah itu terbesar jika bandingkan desa lain di Banyuwangi. Nah, terkait dugaan penyelewengan itu membuat warga resah. Selain itu, ada satu warga yang batal menerima bantuan. Padahal, identitas warga tersebut sudah terdaftar, dan sudah tanda tangan di atas meterai Rp 6 ribu.

“Saya sudah tanda tangan. Fotokopi KK juga saya bawa, tapi katanya nggak jadi,” cetus Suwarti, warga Gintangan saat ditemui di rumahnya kemarin. Dia mengaku tidak mengetahui secara pasti mengapa batal menerima bantuan. Dia pun terpaksa membangun rumahnya tanpa bantuan pemerintah. ‘’Saya minta bahan bangunan nggak boleh. Terpaksa saya bangun sendiri,” sesalnya. Terkait hal itu, dirinya merasa dirugikan. Sebab, waktu itu dia harus membeli meterai sendiri. ‘’Apa mungkin bantuan untuk saya dialihkan kepada orang lain,” terang istri Rohimi, warga Dusun Krajan, itu.

Muasanah, warga lain, mengatakan dirinya hanya menerima bantuan berupa material. Proses pembangunan rumahnya sudah selesai meski belum memuaskan. “Katanya uang sudah habis,” katanya. Ribul Hadiyanto mengatakan, dirinya sudah merinci harga barang satu per satu. Dia pin menjamin petugas tidak akan bertindak sewenang-wenang. ‘’Saya tahu harganya. Cuma sekarang kayu untuk pintu saya gak tahu berapa harganya,” paparnya. (radar)