Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bukan Daerah Penghasil, Juara Intensifi kasi Tembakau

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bukanBANYUWANGI – Walau bukan sentra penghasil tembakau, namun petani tembakau Banyuwangi sukses mengukir prestasi tingkat provinsi Jatim. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur mengukuhkan petani tembakau Banyuwangi sebagai juara satu dalam lomba intensifi kasi tembakau kasturi tahun 2013. Dalam lomba intensifikasi tembakau kasturi tahun 2013, Banyuwangi diwakili kelompok tani tembakau harapan, Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo.

Kelompok tani harapan itu, berhasil menumbangkan ambisi kelompok tani dari daerah-daerah yang menjadi sentra tembakau kasturi. Penghargaan sebagai kelompok tani dalam kategori intensifi kasi tembakau kasturi telah diserahkan di Kota Batu Sabtu lalu (16/11). Saat menerima penghargaan itu, kelompok tani tembakau harapan didampingi Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Banyuwangi, Ikrori Hudanto.

Ikrori mengatakan, dibanding dengan Jember dan Lumajang, dalam hal jumlah produksi, Banyuwangi masih kalah jauh. Walau kalah dalam jumlah produksi, namun bukan berarti petani Banyuwangi tidak berprestasi. Dalam beberapa tahun ini, kata Ikrori, pihaknya cukup serius mendampingi petani tembakau. Salah satu yang menjadi perhatian pemkab adalah kelompok tani harapan Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo. “Untuk mendorong intensifikasi tanaman tembakau, petani kita beri bekal pengetahuan yang memadai,” kata Ikrori.

Pendampingan Dinas PKP terhadap petani tembakau, bukan semata-mata untuk mendapat penghargaan dari Pemprov Jatim. Lebih dari itu, kata Ikrori, petani didorong untuk menghasilkan tanaman tembakau yang berkualitas dan dapat meningkatkan produksi. Jika petani mampu meningkatkan kualitas dan produksi, lanjut Ikrori, maka petani akan mendapat kesejahteraan yang lebih. Bertani tembakau, berbeda dengan bertani jenis tanaman lainnya. “Bertani tembakau bisa mengangkat petani jadi kaya raya dalam waktu cepat.

Sebaliknya, tanaman tembakau juga bisa membuat petani miskin mendadak,” katanya. Karena itu, bertani tembakau harus dilakukan secara cermat dan teliti. Cermat dalam membaca peluang pasar, dan cermat serta teliti memprediksi cuaca sebelum memutuskan untuk menanam tembakau. “Penghargaan ini, kita harapkan dapat memotivasi petani tembakau lain untuk menghasilkan tembakau berkualitas,” harapnya. Penghargaan yang diterima Banyuwangi tidak hanya itu saja.

Dalam waktu dekat ini, Bupati Abdullah Azwar Anas juga akan mendapat penghargaan tingkat nasional dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam sektor kehutanan. Ikrori mengungkapkan, pemerintah pusat sudah menetapkan Banyuwangi sebagai juara satu dalam program penanaman pohon satu miliar pada tahun 2012 lalu. Penghargaan itu akan diserahkan Presiden SBY pada 26 November 2013 mendatang dari Desa Datah, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali. “Insyaallah Pak Bupati akan menerima langsung penghargaan dari Presiden,” tambah Ikrori. (radar)