Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bupati Anas Napak Tilas Perjuangan Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Bupati Abdullah Azwar Anas didampingi istrinya Ipuk Festiandani Azwar Anas mengikuti acara napak tilas perjuangan para pahlawan Blambangan menghadapi VOC (Belanda) bersama masyarakat di Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Minggu (3/12/2017).

Acara yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival Rowo Bayu itu dimulai dari Desa Parangharjo menuju Rowo Bayu, dengan jarak sejauh 10 kilometer dimana pernah terjadi perang Puputan Bayu yang mejadi perang habis-habisan masyarakat Banyuwangi melawan VOC, 246 tahun lalu.

Rempeg Jogopati merupakan pimpinan pasukan Blambangan yang banyak berjasa menghadapi manuver adu domba VOC.

“Selamat dan terima kasih kepada masyarakat Songgon. Napak tilas ini penting bagi kita. Banyuwangi boleh maju dan berkibar, tapi sejarah dan budaya masa lalu tidak boleh ditinggalkan. Sejarah itu penting bagi kita untuk mengingat masa lalu dan merefleksikannya untuk masa depan,” kata Anas.

Napak tilas itu juga terasa istimewa. Karena para peserta mengenakan kostum yang didesain unik. Ada yang berkostum seperti pejuang. Ada juga yang mengenakan bahan daur ulang.

Di antara peserta bahkan ada wisatawan asing yang juga ikut meramaikan kegiatan yang digelar setiap tahun tersebut. Yos Schneckener, pria berkebangsaan Jerman mengaku senang bisa ikut lebur dalam kegiatan tersebut.

“Saya surprise sekali. Ini baru pertama kalinya saya datang ke Songgon. Saya baru tahu kalau ada kebiasaan jalan semacam ini. Mereka baik-baik, saya disapa terus sedari tadi,” ujar pria yang akrab disapa Yos ini.

Yos mengungkapan bahwa dirinya datang ke Songgon khusus untuk belajar tentang kopi pada salah satu produsen kopi di Songgon, yakni Ny. Sunarmi. Ini kali ketiga Yos berkunjung ke Banyuwangi. “Saya selalu rindu untuk kembali ke Banyuwangi. Apalagi sekarang saya punya keluarga angkat yang tinggal di sekitar Pulau Merah. Jadi kalau kesini, sekalian menengok keluarga saya,” ujar Yos.

Warga Songgon pun menyambut antusias tradisi ini. Sepanjang rute yang dilalui peserta, warga dengan sukarela menyiapkan makanan dan minuman ringan yang bisa dinikmati secara gratis oleh para peserta napak tilas. Makanan tradisional seperti ubi, talas, jagung dan kacang rebus hingga bubur ketan hitam.

Berbagai atraksi juga mereka tampilkan untuk menyemangati para peserta. Mulai dari permainan musik tradisional Banyuwangi berupa rebana yang dibawakan beramai-ramai hingga lantunan lagu-lagu Osing hingga atraksi Barong Kumbo.