Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

BWI Bela Bangsa Refleksikan Kebangkitan Nasional

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ketua Banyuwangi Bela Bangsa saat membacakan sikapnya dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Dihadiri Lintas Agama dan Pemuda

ORMAS Banyuwangi Bela Bangsa punya cara tersendiri untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-109. Seperti yang dilakukan pada Sabtu (20/5), ratusan anggota ormas Banyuwangi Bela Bangsa melakukan aksi simpatik di depan Tempat Makam Pahlawan (TMP) Banyuwangi.

Sejumlah tokoh lintas agama, serta pemuda hadir dalam acara ini. Ketua Banyuwangi Bela Bangsa Hermanto mengatakan, momentum Hari Kebangkitan Nasional ke-109 ini adalah momen yang pas untuk mengingatkan kembali pengorbanan orang tua dahulu dalam memperebutkan  dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“ini adalah momentum tepat untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme kita, jiwa yang penuh rasa cinta terhadap tanah air, bangsa dan Negara. Mari kita kembali setia kepada Pancasila, UUD 1945, menghormati Bhinneka Tunggal Ika, menjaga keutuhan NKRI dan menciptakan rasa aman, nyaman dan tertib,” kata mantan Ketua DPRD Banyuwangi ini yang turut membacakan ikrar kebangsaan pada Sabtu (20/5).

Hermanto merasakan refleksi kebangkitan nasional ini perlu dilakukan. Hal ini mengingat akhir-akhir ini terjadi benturan-benturan social mulai dari mempersoalkan suku, agama, dan ras  yang hampir terjadi di seluruh daerah.

“Kita harus segera sadar bahwa kejadian itu dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah dibina dengan baik,” katanya. Dari unsur pemuda Hary Pr turut memberikan orasi kebangsaan.

Mantan anggota KPU ini menjelaskan hari kebangkitan nasional adalah masa di mana dorongan untuk bangkit rasa semangat persatuan dan kesatuan serta nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dalam belenggu jajahan Kolonial Belanda.

“Pada masa itu terdapat dua peristiwa penting yakni berdirinya Boedi Oetomo dan cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda. Di sini letak makna dari sebuah Hari kebangkitan Nasional yang harus kita ingat perjuangannya,” kata Hary.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Kaukus Muda Banyuwangi (KMB) Fajar Isnaini. Menurut Fajar, kebangkitan nasional selama ini masih dianggap sebagai periode sejarah bagi bangsa ini.

“Saatnya kita bangkit untuk mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan taruhan nyawa ini,” pungkasnya. (radar)