Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cabai Busuk, tak Bisa Panen, Rugi Puluhan Juta

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

cabaiHujan yang kerap mengguyur di saat musim kemarau seperti saat ini, benar-benar membuat petani cabai rawit kelimpungan. Tidak sedikit petani gagal panen akibat cabai rawit membusuk sebelum waktu panen. Akibatnya, para petani harus rela menanggung kerugian materi hingga puluhan juta rupiah.

HAMPARAN tanaman cabai rawit yang membentang di persawahan Desa Bengkak, Kecamatan Wongso rejo, tampak hijau kekuningan pagi itu (10/7). Bukan karena buah ta naman cabai tersebut tengah ranum, pemandangan itu terjadi lantaran sebagian besar ribuan batang ta naman cabai tersebut mulai layu. Semakin didekati, tidak sedikit tan aman cabai rawit yang terlihat mengering lantaran terserang cacar (sejenis jamur).

Daun dan batang ta naman berasa pedas itu tampak ke cokelatan. Naidin, 40, seorang petani asal Dusun Pesumuran, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, yang ditemui saat memantau tanaman cabai ra wit tersebut mengatakan, dari pu luhan hektare lahan tanaman ca bai rawit di Desa Bengkak, nyaris se luruhnya rusak. Pergantian cuaca yang begitu cepat, baik dari panas ke hujan maupun sebaliknya sejak be berapa hari terakhir, ditengarai men jadi penyebab utama kerusakan tanaman cabai rawit tersebut.

Guyuran hujan mengakibatkan buah tanaman cabai membusuk sebelum waktu panen Tidak hanya itu, lantaran kerap diguyur hujan, daun tanaman cabai itu menjadi keriting. “Sudah sekitar 15 hari kami tidak panen. Padahal, dalam kondisi normal, cabai rawit bisa dipanen sepekan sekali,” ujarnya dengan nada lirih. Naidin menjelaskan, saat tanaman cabai rawit miliknya berbunga pada pertengahan Mei, hujan sudah kerap melanda wilayah Kecamatan Wongsorejo.

Tak ayal, bunga tanaman yang juga dikenal dengan sebutan lombok litik itu banyak yang rontok. Namun, dia tetap “mempertahankan” tanaman cabai rawit miliknya tersebut dengan pertimbangan musim hujan akan segera berlalu. Sayang, saat musim kemarau seperti saat ini, hujan masih kerap mengguyur Desa Bengkak dan sekitarnya. “Saat ini cabai rawit sudah berbuah. Namun, masih banyak buah yang masih muda dan belum siap panen.

Tetapi lagi-lagi hujan yang kerap melanda mengakibatkan cabai rawit tersebut busuk sebelum waktu panen,” kata dia. Dia mengaku hanya bisa menunggu hingga buah tanaman cabai rawit tersebut merah dan siap dipanen. Alasannya, jika buah tanaman berasa pedas tersebut dipanen saat masih terlalu muda seperti saat ini, harga jualnya anjlok. “Kalau dipanen sekarang, kami tetap rugi.

Sebab, selain harganya murah, produktivitas tanaman cabai rawit milik saya turun drastis. Mau tidak mau kami harus menunggu sampai cabai rawit tersebut merah dan siap panen. Tetapi, risikonya kami malah tidak bisa memanen cabai rawit tersebut sedikit pun lantaran semua membusuk,” paparnya. Gara-gara cuaca buruk, Naidin me ngalami kerugian materi yang tidak sedikit. Dari total 70 ribu pohon cabai yang dia tanam, dia mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta. (radar)