Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Candi Agung minim Kunjungan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

candiSudah Cukup Lama Dibuka untuk Umum
GLENMORE – Candi Agung Gumuk Kancil yang berlokasi di Dusun Wonoasih, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Bannyuwangi, ternyata minim kunjungan wisatawan. Selama ini warga yang datang ke tempat itu hanya umat Hindu yang melakukan ritual.

Lokasi candi yang berada di pinggir hutan milik Kesatuan Pemangku hutan (KPH) Perhutani Banyuwangi Barat itu sebenarnya dibuka untuk umum. Selain lokasinya bagus, tempat itu oleh umat hindu disucikan karena dipercaya sebagai petilasan Resi markan deya, penyebar Hindu pertama di jawa. Di lokasi itu ada beberapa tempat yang dikeramatkan. Selain candi Agung gumuk kancil juga ada Pura Puncak Raung dan Beji.

“Beji ini dulu tempat mandi para resi,” cetus suparman, 68, pemangku ketiga tempat keramat tersebut. Menurut Suparman, pengunjung yang dalang ke petilasan itu sebenarnya ada, tapi jumlahnya sedikit. Yang paling banyak, jelas dia, adalah umat Hindu yang akan melakukan peribadatan. “Kalau hari besar hindu tempat ini sangat ramai,” terangnya.

Umat Hindu yang datang ke petilasan itu, jelas dia, bukan hanya yang tinggal diwilayah Kabupaten Banyuwangi. Umat Hindu dari Bali juga banyak yang datang. “Dari luar Banyuwangi banyak yang berdatangan, terutama dari Bali,” ungkapnya. Suparman menyebut, candi itu mulai banyak didatangi warga sejak tahun 1960-an.

Meski disucikan, tapi tempat itu sejak dulu sudah dibuka untuk umum. “Siapa saja boleh datang menikmati keindahan tempat ini,” cetusnya kepada jawa Pos radar Genteng. Berdasar catatan sejarah, jelas dia, Resi Markandeya yang asli india itu datang ke petilasan itu sekitar abad ke-7. Selama berada didaerah itu, Resi menyebarkan agama Hindu.

“Dari tempat ini menyeberang ke bali terangnya. Menuju ke lokasi bersejarah itu kini sudah tidak susah. Jalan menuju petilasan itu telah diperbaiki. Meski sarana dan prasarana sudah baik, tapi petilasan itu masih tetap milik KPH Perhutani Banyuwangi Barat, “Lampu sudah ada, Kami berharap semua ini bisa menjadi milik umat,” katanya. (radar)