Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cukup Tekan 118, Ambulans Datang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

cukuBANYUWANGI – Inovasi pelayanan publik kembali dilakukan Pemkab Banyuwangi. Kali ini pemkab berupaya meningkatkan layanan kesehatan gawat darurat ke pada masyarakat. Kemarin (21/2) pemkab melaunching program one call service ambulans gawat darurat 118. Launching one call service ambulans gawat darurat di Pendapa Sabha Swagatha Blambangan itu sontak mendapat apresiasi Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI, Ali Gufron Mukti.

Wamenkes Ali Gufron mengaku, langkah pemkab mengadakan program one call ambulans gawat darurat tersebut merupakan terobosan baru yang akan sangat berguna bagi masyarakat. “Ini terobosan yang cukup bagus. Bupati memanfaatkan ambulans yang sudah ada, kemudian diorganisasi dengan call centre. Sehingga, proses evakuasi korban kecelakaan, emergency kehamilan, dan lain-lain, semakin cepat. Cukup menghubungi nomor telepon 118.

Operator akan mengontak rumah sakit (RS) atau puskesmas terdekat yang memiliki ambulans. Dalam waktu yang cukup singkat, ambulans tiba,” ujarnya. Dalam launching kali ini, Wamenkes berkesempatan menjajal langsung layanan one call service ambulans gawat darurat tersebut dengan menghubungi call centre 118. Wamenkes lantas menjawab pertanyaan operator yang menanyakan identitas penelepon untuk di identifikasi. Selang lima menit kemudian am bulans beserta petugas medis yang terdiri atas dokter dan perawat datang ke lokasi.

“Ini satu bentuk layanan yang bagus kepada masyarakat. Dengan manajemen tersentral, am bulans yang jumlahnya 150 unit ini bisa di kirimkan kepada yang membutuhkan dengan lebih cepat,” kata dia. Wamenkes juga memuji kinerja bidang kesehatan di Banyuwangi. Betapa tidak, di tahun 2013 lalu, angka kematian bayi di Bumi Blambangan “hanya” sembilan kasus per seribu kelahiran. Padahal, di tingkat nasional, perseribu kelahiran terjadi 22 kasus kematian bayi.

Angka kematian ibu di Banyuwangi juga lebih ren dah dibandingkan kasus di tingkat nasional yang mencapai 359 kematian per seratus ribu kelahiran. Layanan one call service ambu lans gawat darurat tersebut, im buh Wamenkes, menjadi salah satu upaya menekan tingkat kematian ibu. Sebab, salah satu penyebab kematian ibu saat proses melahirkan ter jadi karena keterlambatan penanganan akibat keterlambatan trans portasi.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Widji Lestariono, menambahkan program One Call Service Ambulance merupakan program pemerintah daerah agar masyarakat dapat mengakses ambulans gawat darurat dengan mudah dan lebih cepat melalui call service 118. Layanan call service 118 ini mengintegrasi semua ambulans di Banyuwangi yang jumlahnya sekitar 150 unit.

Ambulans tersebut berasal dari 45 puskesmas dan seluruh rumah sakit di Banyuwangi, baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit swasta. Dijelaskan, masyarakat yang membutuhkan ambulans, cukup menekan angka 118 lewat rumah atau menggunakan telepon seluler dengan menambahkan kode area (0333). Setelah tersambung dengan operator, akan langsung dilakukan identifikasi pasien, diantaranya menanyakan nama, alamat,  usia, dan kondisi pasien.

Selanjutnya, operator akan mengirimkan ambulans dengan tenaga kesehatan; bisa dokter atau perawat sesuai tingkat kegawatan pasien. “Ambulans yang datang adalah yang terdekat dengan lokasi pasien, sehingga pasien tidak perlu menunggu lama,” ujar dr. Rio. Tarif yang dikenakan dalam layanan ini sesuai tarif yang tercantum dalam Perda Nomor 12 Tahun 2011 tentang retribusi umum.

Besarnya seharga dua liter BBM subsidi untuk satu kilometer atau setara Rp 12 ribu per kilometer. “Tetapi, untuk pasien miskin yang memiliki Surat Pernyataan Miskin (SPM) atau masyarakat yang ikut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), biaya ambulans dapat diklaim alias gratis karena dicover Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS),” terangnya. (radar)