Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dadang Mengapung di Pantai Tambong

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KABAT – Ini perkembangan terbaru hilangnya Dadang Permana, 14, remaja asal Kampung ujung yang terseret arus Pantai Boom sejak Jumat sore lalu (4/9). Setelah terombang-ambing ombak selama 40 jam, kemarin (6/9) keberadaan Dadang ditemukan.

Pelajar kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuwangi itu di temukan sudah tak bernyawa oleh seorang nelayan pukul 08.00.  Jasad Dadang mengapung di muara sungai Tambong, Kecamaan Kabat dalam kondisi tengkurap. Sekujur tubuhnya sudah rusak karena selama 40 jam terendam air.

Nelayan yang pertama kali menemukan adalah Nur Hariri, 51, seorang nelayan yang sehari-harinya mencari ikan di perahan muara Sungai Tambong, Kecamatan Kabat. Kami menemukan mayat itu sekitar 500 meter dari bibir pantai.

Pagi itu saya sedang mencari ikan tutur Nur Hariri kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Nur terkejut bukan main ketika baru saja menurunkan jangkar. Dia melihat sesuatu yang mencurigakan terapung-terapung dari arah utara.

Karena berpikir sesuatu  tersebut bukan barang penting, Nur melanjutkan mempersiapkan jaring yang akan ditebarnya. Selang berapa lama, pria paruh baya itu merasakan ada sesuatu yang menabrak perahunya. Setelah dlperiksa, rupanya ada tubuh manusia dalam posisi telungkup yang sudah berada persis di lambung perahunya.

Tampa menunggu lama, pria asli Kampung Ujung itu langsung mengangkut tubuh kaku Dadang. Lalu direbahkannya jasad Dadang yang hanya:menggunakan celana dalam berwama biru tua di tengah-tengah perahu. Selanjutnya perahu warga ditumpanginya langsung dikemudikan menuju pinggiran Pantai Boom, di mana para tim evakuasi berkumpul.

Dari tengah laut, Nur berteriak- teriak kepada semua orang yang ada di pantai. Dia memberi tahu kalau sedang membawa mayat Dadang. “Saya menemukan sekitar pukul 08.00. Belum sempat apa-apa waktu itu. Belum sempat melempar jaring, tahu-tahu mayatnya muter-muter di perahu,” terang Nur.

Begitu tiba ditepi Pantai Boom, tim Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) langsung memasukkan korban ke kantong mayat. Melihat itu, keluarga yang sedari pagi sudah ada di lokasi memaksa petugas untuk langsung membawa jenazah ke rumah duka di Jalan lkan Ampala, Lingkungan Kampung Ujung. Kelurahan Kepatihan.

Anggota Polisi Air (Polair) yang semula bermaksud membawa jenazah Dadang ke rumah sakit pun tak bisa menolak desakan keluarga. Ketika tiba di rumah duka, yaitu kediaman nenek kandung Dadang, ratusan orang sudah menyemut menunggu kedatangan jenazah.

Orang-orang yang mendengar kabar ditemukannya jenazah Dadang itu langsung berdesakan untuk dapat melihat kondisi Dadang. Di dalam, ibu kandung Dadang, Ilma Rofika tampak lemas ketika jenazah anaknya direbahkan di kursi panjang.

Sedang ayah kandungnya, Ahmad Purwadi, tak henti-hentinya menangis sambil memanggil-manggil nama Dadang. Berita ditemukannya Dadang siang itu langsung membuat heboh Kampung Ujung. Selain keluarga, beberapa aparat dan tokoh masyarakat juga berkumpul untuk melihat jenazah siswa yang sudah hilang tiga hari tersebut.

Salah satu keluarga korban, Umi, 45, mengaku tenang dengan ditemukannya jenazah keponakannya tersebut. Dari awal pihak keluatga sudah ikhlas dengan kondisi Dadang. Bahkan. setelah satu malam tidak ditemukan, keluarga sudah melakukan tahlilan untuk mendoakan Dadang.

Pihak keluarga sudah melakukan berbagai cara, dari menggunakan perahu untuk menyisir, sampai menggunakan ritual-ritual supaya Dadang lekas diketemukan. “Da dang ini tinggal bersama neneknya sejak kelas Vll SMP, nanti akan dimakamkan di belakang Stadion Diponegoro, seperti tempat orang-orang sini dimakamkan,” kata Umi.

Sementara itu, Lurah Kampung Mandar, Bambang Purwanto, mengaku sedih sekaligus lega dengan ditemukannya jenazah Dadang. Lurah yang juga warga Kampung Ujung itu mengaku telah mengerahkan lima perahu nelayan yang tanpa henti menyisir perairan selat Bali.

Ditemukannya jenazah Dadang merupakan kerja sama semua pihak termasuk para nelayan yang juga dipesani untuk ikut mencari sambil melaut. Sekarang tinggal memikirkan pengamanan lokasi supaya tidak terjadi peristiwa serupa.

Pihaknya juga memikirkan nasib Nur Hariri yang telah menemukan jenazah Dadang. “Kepercayaan di sini jika menemukan mayat itu tandanya apes. Kapalnya harus dicat ulang dan libur melaut satu minggu. Tadi harus dipikirkan juga warga yang telah menemukan jenazah Dadang, tandas Bambang. (radar)