Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Davide Rebellin Borong Tiga Jersey

Rebellin Sapu Bersih Tiga Jersey pada Etape Pertama ITdBI 2017
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Rebellin Sapu Bersih Tiga Jersey pada Etape Pertama ITdBI 2017

BANYUWANGI – Persaingan ketat para pembalap di ajang International Tour de Banyuwangi Ijen (ITbBI) 2017 tersaji dalam etape pertama kemarin. Begitu start dari Pasar Bajulmati, 95 pembalap dari  19 tim saling unjuk gigi.

Tim Kuwait Kartucho (KTC) yang  baru turun tahun ini langsung menyabet tiga gelar individu di etape pertama. Pembalap bernama Davide Rebellin itu tampil luar biasa setelah mengungguli para pembalap lainnya.

Pembalap berusia 46 tahun itu menempati posisi satu di klasemen individu. Kesuksesannya menjuarai etape pertama membuat pembalap berjuluk Tin Tin itu  itu berhak meraih yellow jersey  sebagai tanda pemimpin balapan  ITdBI 2017.

Tak hanya yellow jersey, Rebellin juga berhak menyandang jersey polkadot sebagai tanda raja tanjakan. Pembalap asal Italia itu mengungguli pembalap Indonesia yang memperkuat Team Sapura Cycling Aiman Cahyadi, serta Amir Kolah douz hagh dari Pishgaman  Cycling Team.

Rebellin juga berhak atas green jersey sebagai simbol raja sprinter. Lagi-lagi Rebellin unggul atas  Aiman Cahyadi serta Drew Morrey asal Terengganu Cycling Team.  “Dua puluh kilometer terakhir cukup berat. Ada tanjakan  cukup  tinggi. Tapi saya senang dengan  perolehan individual saya. Sejak sebulan lalu saya sudah mempersiapkannya,’’ ujar Davide dengan  bahasa Inggris berlogat Italia.

Dalam balapan sejauh 137,7  kilometer tersebut, sampai km- 40 rombongan pembalap masih terbagi menjadi 3 peleton besar. Dengan masing-masing peleton jaraknya terpaut hingga 1,5 menit.

Baru selepas melewati kawasan Desa Bomo dan mengarah ke Gladag dan Singojuruh, jarak  antar peleton mulai menjauh. Davide Rebellin terus memimpin peleton pertama bersama beberapa  pembalap lainnya seperti Cahyadi  Aiman dari Saiman Cycling team, dan Morey Drew dari Trengganu  Cycling Team.

Chairman ITdBI Guntur Priambodo mengatakan, balapan kali  ini berada di luar perkiraannya.  Karena ternyata dengan turunnya  para pembalap profesional dari  tim KTC cukup membuat pembalap dari tim lainnya kocar-kacir.

Karena para pembalap dari KTC  terus melakukan sprint yang membuat pembalap di belakangnya kocar-kacir. “Biasanya para pembalap mengatur tempo dan hanya melakukan sprint di tempat tertentu. Tapi pembalap dari KTC berbeda. Mereka terus menarik dan menjaga jarak dengan lainnya. Pembalap yang tidak siap langsung kocar-kacir di belakang,” kata Guntur.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua ISSI Banyuwangi melanjutkan, pembalap KTC, Davide Rebellin, tetap melakukan sprint di rute tanjakan Pakel. Padahal sebelumnya, pembalap yang melalui jalur itu akan mengurangi  average speed mereka. Tapi, di balapan etape pertama itu, dia menghitung average speed para pembalap masih mencapai 40 kilometer per jam ketika melewati Pakel.

“Seharusnya kalau tanjakan ada penurunan kecepatan. Tapi mereka kencang terus, padahal mereka tim baru di sini. Tapi memang kualitas mereka luar biasa,”imbuhnya. Guntur pun melihat, di etape  kedua yang berlangsung hari ini hasil balapan kemungkinan tidak  akan jauh berbeda.

Di rute sepanjang 180,9 kilometer itu dia memprediksi tim-tim dengan endurance pembalap yang bagus seperti KTC, TSG, dan Kinan masih akan bersaing ketat. “Di etape kedua sprinter-sprinter yang kuat akan bisa menaklukan jalan. Karena didominasi jalur flat. Jadi  saya rasa hasilnya tidak akan jauh beda dengan hari ini,” jelasnya.

Sementara itu, pembalap asal Kinan Cycling Team, Jai Crawford tampaknya serius dengan ucapannya tentang kondisi tubuhnya yang tidak fit. Pembalap asal Australia itu bahkan tidak  masuk dalam 10 besar pembalap tercepat di etape pertama.

Justru pembalap asal tim Sapura Cycling Malaysia, Aiman Cahyadi yang mampu tampil baik hingga  memperoleh red and white jersey dan menjadi pembalap ketiga untuk best sprinter classification.  Namun beruntung, tim Kinan Cycling Team masih menjadi  yang terbaik di etape pertama.

Sedangkan tim asal Indonesia, KFC Cycling Team juga masih  menjadi best Indonesian Team di  etape pertama. Berbeda lagi dengan tim Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC). Tim balap  sepeda asal Banyuwangi itu tampak  belum bisa banyak bicara di etape pertama.

Bambang Suryadi salah satu pembalap BRCC mengakui bahwa balapan kali ini cukup berat. Keberadaan pembalap-pembalap profesional membuat persaingan semakin ketat. Konsentrasi dirinya dan pembalap lain di timnya juga  menjadi tidak fokus karena  kuatnya para pembalap dari tim  KTC  yang terus melakukan sprint sepanjang etape.

“Empat pembalap dari KTC ini yang membuat kita kelelahan. Kualitas mereka memang pro, dan sering ikut event. Bahkan lebih sering  dari rata-rata pembalap kita,”  kata Bambang. (radar)