BANYUWANGI – Lantunan gending Jawa dicampur alunan mantra kemarin (19/11) pagi memenuhi Pelinggihan Dinas Pariwisata Banyuwangi. Tak hanya itu, aroma bau dupa kemudian menyeruak di tengah suara-suara tersebut. Hari itu, delapan kabupaten yang ada di Jawa Timur saling menampilkan ritual adat dan budaya khas yang mereka miliki dalam Festival Kesenian Kawasan Selatan (FKKS) tahun 2016.
Delapan kabupaten yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu adalah Tulungagung, Kabupaten Blitar, Jember, Kabupaten Malang, Lumajang, Trenggalek, Pacitan dan tuan rumah Banyuwangi. Mereka masing-masing menampilkan seni budaya khas wilayah yang memiliki Pantai Selatan dengan tema Ritus Padi.
Seperti Tari Gledek (Lumbung Padi) dari Kabupaten Blitar, Tari Methik Kabupaten Pacitan dan Ritual Wiwitan, dari Kabupaten Lumajang. “Festival ini dilakukan setiap tahun, pesertanya adalah kabupaten/kota yang berada di wilayah Pantai Selatan Jawa Timur. Ini sudah yang ke-12 kalinya,” ujar Kepala Bidang Budaya, Seni dan Film (BSF) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Hartini.
Ditambahkan, fungsi festival ini mengenalkan seni budaya dari delapan wilayah itu. Juga untuk memperkuat ikatan. Diharapkan, wisatawan yang melihat pagelaran seni ini bisa lebih mengenal ragam budaya masyarakat pantai selatan.
“Selain silaturahmi kita juga ingin tingkatkan ekonomi kawasan lain. Selama ini Banyuwangi masih paling tinggi. Tapi dengan kondisi sekarang, semuanya sudah menggeliat. Jadi, ajang ini kita gunakan untuk promosi semua wilayah,” jelasnya.
Dia menambahkan, khusus di Banyuwangi, festival yang biasanya diisi dengan pawai, namun untuk tahun ini tidak menggunakan pawai. Karena di Banyuwangi sendiri sudah cukup banyak kegiatan pawai. Sehingga para peserta hanya cukup menampilkan seni dan budayanya selama dua hari.
Kabid Kebudayaan Disbudpar, Choliqul Ridha menambahkan, acara FKKS ini dibagi menjadi beberapa kegiatan. Mulai dari gelar upacara adat yang dilakukan pagi hari, kemudian pameran kerajinan lokal serta gelar seni budaya yang diselenggarakan pada malam harinya di Taman Blambangan.
Kemudian hari ini (20/11) akan dilaksanakan sarasehan budaya di Desa Kemiren yang disambung pagelaran kesenian di Taman Blambangan pada malam harinya. “Selain delapan kabupaten itu ada peserta kehormatan dari Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang juga hadir. Banyuwangi sendiri membuka opening di Taman Blambangan,” ujar Ridha.
Sukri, salah seorang peserta dari Lumajang mengatakan, pihaknya datang bersama 40 seniman lainnya. Dia akan menampilkan budaya unan-unan sebagai bentuk pembersihan dan pemberian persembahan kepada Sang Pencipta. “Kalau di Lumajang kita sertakan kerbau yang diambil bagian kepala dan kulitnya hingga belakang. Di Banyuwangi, kita cuma tampilkan contohnya saja,” terang Sukri. (radar)