Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Demo di Kota, Kerja Bakti di Muncar

HARI BURUH: Beberapa pekerja perempuan beraksi di halaman DPRD Banyuwangi kemarin.| POSITIF: Ratusan buruh menggelar kerja bakti bersih-bersih lingkungan di Kecamatan Muncar kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
HARI BURUH: Beberapa pekerja perempuan beraksi di halaman DPRD Banyuwangi kemarin.| POSITIF: Ratusan buruh menggelar kerja bakti bersih-bersih lingkungan di Kecamatan Muncar kemarin.

Peringatan May Day di Bumi Blambangan

BANYUWANGI – Hari Buruh Sedunia 1 Mei (May Day) ternyata tidak hanya identik dengan aksi unjuk rasa. Seperti yang terjadi di Kecamatan Muncar kemarin (1/5). Ratusan buruh yang berasal dari perwakilan pekerja seluruh pabrik di kawasan penghasil ikan terbesar nomor dua nasional itu tumplek blek di jalan untuk kerja bakti.

Sedikitnya 750 buruh dilibatkan dalam bersih-bersih lingkungan itu kemarin. Bermodal sapu lidi, cangkul, sabit, dan peralatan-peralatan sederhana, mereka menyisir tepi jalan raya Muncar, mulai depan kantor Kecamatan Muncar sampai depan Kantor PLN Muncar.

Selain menyapu sampah yang berserakan, para buruh juga merapikan rumput liar yang tumbuh di tepi jalan sepanjang dua kilometer (km) tersebut. Bahkan, beberapa di antara mereka rela turun ke selokan untuk memunguti sampah. Menariknya, aparat kepolisian, TNI, dan seluruh jajaran Muspika Muncar, berbaur dengan para buruh.

Tak ayal, kesan bahwa aparat dan buruh selalu berbenturan pun bisa tereliminasi. Suryadi, seorang peserta kerja bakti mengatakan, pada peringatan Hari Buruh tahun ini, para buruh se-Kecamatan Muncar sepakat melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Kami sepakat melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekaligus mengadakan penghijauan. Kami ingin peringatan Hari Buruh tahun ini bermanfaat bagi masyarakat luas, tidak hanya di internal kaum buruh sendiri,” ujarnya.

Suryadi menambahkan, ke depan para buruh se-Kecama-tan Muncar akan melakukan kegiatan lain yang tidak kalah bermanfaat bagi masyarakat, seperti donor darah, santunan yatim-piatu, dan lain-lain.

Hal senada diutarakan Endang, 40, salah satu buruh pabrik pengalengan ikan di Muncar. Menurutnya, peringatan Hari Buruh akan lebih baik di isi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Daripada hanya demonstrasi yang bisa memacetkan jalan dan menyusahkan warga lain, tentu kerja bakti lebih bermanfaat.

Sementara itu, di pusat kota Banyuwangi, beberapa buruh, pedagang kaki lima (PKl), dan sejumlah mahasiswa, menggelar aksi turun jalan. Mereka mengusung sejumlah poster dan bendera. Para buruh dan PKL tersebut menggelar long march dari kampus Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Banyuwangi menuju gedung DPRD Banyuwangi.

Tokoh buruh Muncar, Geger Setiyono, menyebut pemerintah tidak peduli dengan nasib para buruh. Kasus pemecatan 107 buruh yang dilakukan secara sepihak oleh PT. Maya, Muncar, menjadi bukti pemerintah tidak memperhatikan buruh. “Sampai saat ini, nasib para buruh tidak jelas,” cetusnya.

Selain menggelar orasi di sepanjang jalan, para buruh dan PKL juga menggelar mimbar bebas di halaman DPRD. Hampir satu jam lamanya mereka berorasi secara bergantian. Usai menggelar orasi di halaman depan DPRD, para buruh, PKL, dan sejumlah mahasiswa, diterima anggota DPRD di ruang khusus yang dipimpin wakil ketua DPRD, H. Joni Subagio.

Pertemuan di ruang khusus yang mulanya berjalan santai itu mendadak memanas saat pimpinan sidang, Joni Subagio, meminta aparat kepolisian “mengusir” Taktano Bambang Pradana dari ruang pertemuan.

Mahasiswa Universitas Negeri Jember (Unej) itu diminta keluar karena bukan warga Banyuwangi. Perintah Joni kepada aparat kepolisian itu memantik reaksi para buruh dan PKL. Mereka memprotes keras pengusiran tersebut. “Saya rasa tidak usah dikeluarkan, biarkan tetap di ruang tapi tidak berhak bicara,” saran M. Hidayat, anggota DPRD, yang diiyakan anggota dewan lain, Suminto. (radar)