Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Desak Perbankan Kucurkan Kredit Hortikultura Lebih Besar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

desakPADA sarasehan nasional “Kebangkitan Ekonomi Nasional melalui Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang Kuat dan Inklusif” di gedung Bank Indonesia (BI), Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Selasa (20/5), Bupati Anas menyerukan kalangan perbankan memberikan porsi kredit yang cukup di sektor pertanian. “Selama ini porsi kredit pertanian hanya sekitar Rp 147 triliun atau lima persen dari total kredit perbankan yang mencapai di atas Rp 2.700 triliun.

Lembaga keuangan formal masih menjauhi sektor ini, padahal sektor pertanian menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia,” ujar Bupati Anas.  Dalam sarasehan yang dihadiri Gubernur BI, Agus Martowardojo dan Menko Perekonomian Chairul Tanjung itu, Bupati Anas menyampaikan total kredit sektor pertanian lebih dari 60 persen dikucurkan untuk sektor perkebunan kelapa sawit. Itu menunjukkan minimnya keberpihakan perbankan ke sektor tanaman pangan, seperti padi dan hortikultura.  

“Saya berharap BI mendefinisikan ulang kredit ke pertanian ini agar tidak dicampur dengan sawit. Kita tahu betul betapa minimnya kredit untuk petani padi, petani jeruk, atau petani bawang,” ujarnya. Tanpa keberpihakan perbankan, kata Bupati Anas, sektor pertanian akan semakin susah bangkit. Petani sering terjebak pada jebakan utang kepada lintah darat, sehingga margin keuntungan mereka semakin menipis.

“Ini pula yang menjadi penjelas konversi lahan pertanian cukup gila-gilaan karena petani hopeless, keuntungan yang sudah minim karena tergerus bunga mencekik,” tuturnya. Selain masalah pembiayaan, Bupati Anas berharap semua elemen fokus membangkitkan kembali sektor pertanian nasional, antara lain dengan memproteksi pasar. Sehebat apa pun menggenjot produksi, intensifikasi lahan dan sebagainya, kalau pasar tidak diproteksi maka akan menyulitkan petani. 

“Produksi buah naik, tapi kalau buah impor lebih murah, kalah juga akhirnya. Maka kesadaran konsumsi buah lokal harus digalakkan. Di Banyuwangi kita larang semua acara resmi dari RT sampai tingkat kabupaten menyajikan buah impor,” ujarnya. Bupati Anas membeberkan, Pemkab Banyuwangi tengah menyiapkan desain kemasan buah lokal yang menarik agar layak dijadikan buah tangan alias oleh-oleh. Kemasan itu mulai stiker sampai kardus-kardus kecil.

Produksi sejumlah komoditas buah di Banyuwangi terus meningkat. Buah semangka naik dari 28.316 ton pada 2012 menjadi 47.366 ton. Melon dari 13.932 ton tahun 2012 naik menjadi 17.430 ton pada tahun 2013. Buah manggis meroket dari 8.651 ton pada tahun 2012 menjadi 20.199 ton pada 2013. Hal yang sama terjadi pada produksi buah jeruk siam. Produksinya juga naik dibandingkan tahun 2012 yang hanya 134.890 menjadi 222.804 ton pada tahun 2013. 

Buah naga meningkat jadi 16.631 dari 12.936 pada tahun 2012. Bupati Anas menambahkan, Pemkab Banyuwangi mematok lahan pertanian abadi seluas 80.000 hektare. Lahan persawahan itu tidak boleh dialihfungsikan. Guna mencukupi kebutuhan air irigasi di wilayah Banyuwangi Utara, kini sedang dibangun Waduk Bajulmati berkapasitas 10 juta meter kubik air. Pembangunan Waduk Bajulmati itu akan mendukung target 1.800 hektare sawah baru di wilayah Banyuwangi Utara. Produksi padi Banyuwangi pada 2012 mencapai 761.317 ton, lalu meningkat menjadi 792.573 ton pada 2013. Luas panen meningkat dari 116.728 hektare menjadi 121.377 hektare.  (radar)