Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dihadang Massa, Petugas Mundur

MEMANAS: Kanitbinmas Aiptu Lipur berusaha menenangkan massa yang mulai memanas di Dukuh Kampung Baru, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MEMANAS: Kanitbinmas Aiptu Lipur berusaha menenangkan massa yang mulai memanas di Dukuh Kampung Baru, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin.

Gagal Menyita Puluhan Mesin Pengolah Emas

PESANGGARAN – Situasi di Dusun Kampung Baru, Desa/Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, sempat memanas selama beberapa jam siang kemarin (15/5). Massa menghadang petugas yang akan menggerebek tempat pengolahan tambang emas liar di sebuah gudang milik warga setempat. Informasi yang berhasil dihimpun wartawan koran ini menyebutkan, memanasnya situasi tersebut bermula ketika puluhan petugas Perhutani Banyuwangi Selatan dibantu Muspika Pesanggaran mendatangi tempat pengolahan material emas ilegal itu sekitar pukul 10.00.

Sesampai di lokasi, petugas tak mendapat hambatan apa pun. Bahkan, para petugas sempat memeriksa isi gudang. Di dalam gudang tersebut terdapat deretan mesin gelondongan atau mesin pengolah tanah mengandung emas. Selain itu, di gudang tersebut juga tampak material tanah mengandung emas. Namun, beberapa menit kemudian, warga sekitar datang ke gudang tersebut. Semakin lama, jumlah warga yang datang semakin banyak, bahkan sampai mencapai 400 orang. Nah, setelah itu para warga tersebut menghalang-halangi petugas Perhutani yang berusaha mengangkut mesin gelondongan dan material tanah di dalam gudang itu.

Bahkan, massa nyaris saja membakar truk yang akan digunakan mengangkut barang-barang tersebut. Tidak hanya menghalang-halangi, ratusan warga tersebut juga menutup jalan menuju gudang menggunakan kayu dan perahu. Beruntung, aparat Polsek Pesanggaran, Koramil Pesanggaran, dan personel Marinir yang berada di tempat kejadian perkara (TKP), segera menenangkan massa. Petugas gabungan itu menenangkan massa yang tampak mulai beringas itu agar tidak melakukan aksi anarkis.

Akhirnya, lima perwakilan warga, salah satunya bernama Bambang, bersedia melakukan negosiasi dengan petugas Perhutani Banyuwangi Selatan. Hasilnya, pihak Perhutani Banyuwangi Selatan bersedia menangguhkan penyitaan mesin gelondongan dan material tanah di dalam gudang tersebut. Bukan hanya itu, warga juga menolak gudang tersebut diberi police line (garis polisi). Setelah ada kesepakatan, petugas Perhutani dan aparat gabungan langsung meninggalkan TKP. Tak lama kemudian, massa juga membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.

Sementara itu, Kapolsek Pesanggaran AKP Supriyadi melalui Kanit Binmas Aiptu Lipur mengatakan, kejadian tersebut terjadi di luar dugaan aparat. Sebab, berdasar undangan yang disampaikan pihak Perhutani, polisi diajak melakukan kegiatan di Petak 78 dan 79 (Kampung Seket Enem), Desa/Kecamatan Pesanggaran. Oleh karena itu, tepat pukul 08.00 kemarin aparat gabungan Polsek dan Koramil Pesanggaran berkumpul dan apel di Kampung Seket Enem. Nah, ketika aparat gabungan melakukan apel, mendadak ada kabar dari pihak Perhutani bahwa kegiatan dialihkan ke Dusun Kampung Baru di Desa Pesanggaran atau ke gudang gelondongan.

“Jadi, memang mendadak,” tandasnya Mengapa barang bukti tidak diamankan? Menurut Lipur ada dua alasan, yaitu situasi di lapangan tidak memungkinkan dan harus sesuai prosedur. “Berdasar sprintgas (surat perintah tugas) kita diminta membantu kegiatan Perhutani di Kampung 56, dan tidak ditugaskan menyita atau mengamankan barang dari gudang tersebut,” tandasnya. Wakil Administrator Perhutani Banyuwangi Selatan, Ketut Gede Sukantawiasa, mengakui bahwa operasi di gudang tersebut memang rahasia.

Dia menuturkan, Perhutani memang meminta bantuan Muspika Pesanggaran di dua lokasi, yaitu di Kampung Seket Enem dan di gudang gelondongan. Namun, berdasar informasi yang diperoleh pihak Perhutani, kegiatan di Kampung Seket Enem tersebut sudah bocor. Sehingga, para penambang di Petak 78 dan 79 sudah banyak yang turun. Nah, atas informasi tersebut, akhirnya Perhutani mengalihkan operasi ke gudang gelondongan. “Plan satu nggak jadi, akhirnya laksanakan plan kedua, yaitu operasi di gudang gelondongan,” tandasnya.

Sayang, lanjut Ketut, saat akan mengamankan barang bukti, massa dalam jumlah sangat banyak melakukan perlawanan. Sehingga, pihak Perhutani dan aparat gabungan memilih balik kanan. “Langkah selanjutnya, kita akan lakukan evaluasi terlebih dahulu,” pungkasnya. (radar)