Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dilarang Selfie di Jurang Kawah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pengunjung asal Inggris, Hannah Gelbard, 26, memeragakan posisi yoga di puncak kawah Gunung Ijen Banyuwangi akhir pekan lalu

LICIN – Hujan deras masih sering mengguyur wilayah Kawah Gunung Ijen, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, sepekan terakhir. Seringnya guyuran hujan membuat kondisi air kawah Gunung Ijen masih dirasa kurang sehat.

Bualan (kepulan asap atau luapan air) yang sempat terjadi di danau Kawah Gunung Ijen masih berpotensi terjadi kembali jika  hujan masih terus mengguyur.  Karena itu, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur wilayah  Banyuwangi, masih memberlakukan pembatasan pendakian ke Kawah Ijen.

Jika dalam kondisi  normal pengunjung bisa mulai  mendaki pukul 24.00, namun karena kondisi kawah masih belum normal, jadwal kunjungan   pendaki ke atas kawah dibatasi  mulai pukul 03.00 hingga pukul 12.00. Kepala BBKSDA III Jatim Kantor  Seksi Banyuwangi, Sumpena  mengatakan, secara visual warna dari kawah masih cenderung  putih.

Warna air kawah yang putih artinya tingkat gas belerang yang bisa mengganggu pengunjung masih sangat tinggi. Guyuran hujan yang membuat warna  kawah menjadi lebih putih. ”Masih kita batasi. Pendakian masih boleh dilakukan sejak pukul 03.00  subuh,” kata Sumpena.

Dengan masih belum normalnya  kondisi di atas Kawah Ijen, pihak BBKSDA mengimbau kepada pendaki untuk tetap hati-hati. Beberapa bentuk larangan-larangan diminta untuk lebih dipahami oleh pendaki. ”Larangan mendaki ke kawah dengan radius  satu Kilometer (1 Km) tetap kami berlakukan. Pengunjung dilarang  selfie-selfie di jurang dekat kawah,” tegas Sumpena.

Karena musim hujan masih terus terjadi baik siang maupun malam di area Kawah Gunung Ijen, Sumpena juga meminta  kepada pengunjung agar terus  waspada. Persiapan untuk menghadapi hujan seperti membawa  mantel, payung dan jaket tebal  harus terus disiagakan pengunjung untuk mengantisipasi cuaca  yang tidak bersahabat di atas gunung.

”Pendakian juga licin karena hujan, jadi masyarakat harus hati-hati,” serunya. Karena adanya pengurangan  jadwal kunjung ini, Sumpena  juga mengatakan bahwa sangat berpengaruh pada jumlah kunjungan pendaki di Kawah Gunung  Ijen. Untuk pendaki lokal, dibandingkan hari libur biasanya mengalami penurunan mencapai  50 persen.

”Pada liburan Nyepi  kemarin hanya ada 1.250  pengunjung saja. Untuk turis sekitar 80 orang,” kata Sumpena. Menurunnya jumlah kunjungan  ke Kawah Gunung Ijen ini lebih  disebabkan karena para pengunjung banyak yang enggan mendaki  saat subuh. Sebab pada waktu  subuh, fenomena alam blue fire  yang dicari sudah tidak ada lagi.

”Memang menurun, tapi ini kita  berlakukan demi keselamatan  bersama. Kalau sudah normal lagi tentu penda kian akan kami buka lagi sejak pukul 24.00,” pungkasnya. (radar)