Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dilindungi Asuransi, Sarjana pun Melamar Jadi Jukir

ANGGOTA: Jukir menghitung uang di kantor KSU Barokah Bersama.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
ANGGOTA: Jukir menghitung uang di kantor KSU Barokah Bersama.

Bertekad memperbaiki kondisi perekonomian keluarga, ratusan juru parkir (jukir) di Banyuwangi mendirikan Koperasi Barokah Bersama. Setelah kehidupan mereka membaik, banyak kalangan yang melamar jadi jukir.

-SIGIT HARIYADI, Banyuwangi-

TIGA pria sedang duduk di atas balok beton di kawasan Terminal Brawijaya, Banyuwangi, siang itu (19/6). Rindang daun beringin membuat suasana di sekitar lokasi yang terkenal dengan nama Terminal Karangente itu terasa sejuk, meski sinar mentari sangat terik. Tiga pria yang mengenakan seragam putih kombinasi batik warna hijau itu tengah berbincang serius.

Sesekali seorang di antara mereka menyeruput secangkir kopi setelah bercakap-cakap dengan dua rekannya. Tiga lelaki itu sedang berbincang terkait kemajuan usaha masing-masing. Ada yang membanggakan toko peracangan miliknya, ada juga yang girang lantaran usaha budi daya jamur tiram yang dia kelola berkembang cukup pesat.

Usut punya usut, mereka sehari- hari bekerja sebagai jukir di beberapa lokasi yang berbeda di Kota Gandrung.Ada yang sehari-hari bertugas di sekitar RSUD Blambangan, ada pula yang bertugas di depan Pasar Rogojampi. Mereka adalah jukir binaan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dishubko- minfo) Banyuwangi.

Sejak awal tahun 2012 ini, sebanyak 318 jukir sepakat membentuk satu wadah berbentuk koperasi. Dengan modal awal sebesar Rp 35 juta, mereka membentuk koperasi bernama Koperasi Serba Usaha (KSU) Barokah Bersama Banyuwangi. modal sebesar itu disalurkan kepada beberapa anggota yang membutuhkan tambahan modal untuk memperbesar usaha.

Seperti yang dialami Sutikno, jukir yang sehari-hari bertugas di Pasar Rogojampi. Dengan meminjam modal di koperasi tersebut, kini toko peracangan miliknya semakin berkembang. Tak heran, omzet yang berhasil diraih pun semakin besar. “Dengan pinjaman modal dari koperasi, usaha saya semakin maju,” ujar lelaki yang juga menjabat sebagai bendahara Koperasi Barokah Bersama itu.

Sementara itu, Eko Nurdianto juga merasakan dampak positif KSU Barokah Bersama Banyuwangi. Saat ini, usaha budi daya jamur tiram milik pria yang sehari- hari bertugas sebagai jukir di RSUD Blambangan itu berkembang cukup pesat. Semua itu berkat bantuan modal dari koperasi yang berkantor pusat di eks loket Terminal Brawijaya tersebut.

Bangunan itu merupakan bantuan hak pakai dari Dishubkominfo Banyuwangi. Pengurus koperasi yang satu ini tampaknya cukup selektif sebelum menyalurkan pinjaman. Itu dilakukan semata-mata agar pinjaman yang diberikan kepada anggota tepat sasaran. “Sebelum pinjaman diberikan, kita pantau dulu usahanya.

Bagi yang baru berencana mendirikan usaha, bantuan akan diberikan bersamaan dengan pembelian bahan baku dan lain-lain,” ungkap Ndenden Wibisono, ketua Koperasi Barokah Bersama Banyuwangi. Ndenden mengklaim, jukir di Banyuwangi merupakan yang pertama memiliki koperasi serba usaha berbadan hukum di Jawa Timur (Jatim).

Yang membanggakan, meskipun kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan, koperasi yang dikelola para jukir tersebut mampu mendahului koperasi lain. Mereka sudah lebih dulu mencantumkan logo baru koperasi seperti yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 02/Per/M.KUMK/ IV/2012.

“Koperasi lain di Banyuwangi belum ada yang mencantumkan logo baru koperasi seperti yang kami gunakan. Rata- rata masih menggunakan logo lama yang bergambar pohon beringin dan timbangan,” ulas Ndenden seraya menunjukkan logo berwarna hijau berbentuk bunga yang terpampang di seragam yang dia pakai.

Ndenden menjelaskan, dalam peraturan menteri itu disebutkan bahwa seluruh koperasi diberi tenggat waktu sampai 12 Juli 2012 untuk mengganti logo lama dengan logo baru. “Sebelum tenggat waktu itu habis, kami sudah menggunakannya. Kami tahu ketentuan tersebut saat browsing di internet,” terang lelaki yang sehari-hari bertugas sebagai koordinator pengawas jukir se-Banyuwangi tersebut.

Menurut Ndenden, koperasi Barokah Bersama Banyuwangi diharapkan bermanfaat bagi jukir yang sudah purna tugas. “Harapannya, jukir yang sudah tua dan sudah purna tugas itu siap berwirausaha dengan bantuan modal dari koperasi,” ujarnya. Berkat bermacam kemajuan yang berhasil ditunjukkan para jukir, kini pekerjaan mereka tidak lagi dianggap sebelah mata oleh masyarakat.

Sejak akhir Febru- ari 2012 lalu, ada sekitar 30 pelamar jukir yang antre di kantor Dishubkominfo Banyuwangi. Bahkan, tiga di antara para pelamar itu ternyata bergelar sarjana. Yang tidak kalah membanggakan, kehadiran koperasi tersebut membuat para jukir mulai gemar menabung.

Hebatnya lagi, para jukir di Bumi Blambangan juga sudah dilindungi asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). “Pembayaran gaji kami ditransfer melalui rekening bank. Bahkan, beberapa di antara para jukir sudah melek ATM (automatic teller machine). Mereka mengambil gaji di mesin otomatis tersebut,” pungkas Ndenden. (radar)