Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dimasukkan dalam Tas yang Digembok

LIHAT BAYI: Warga mendatangi rumah Kades Sumberbulu.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LIHAT BAYI: Warga mendatangi rumah Kades Sumberbulu.

Sungguh memilukan nasib bayi yang satu ini. Begitu lahir, dia malah dimasukkan dalam tas yang digembok, lalu dibuang di Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon.
-SIGIT HARIYADI, Songgon-

”BENAR-BENAR keji!” Itulah komentar seorang perempuan yang mendatangi rumah Lasio, kepala Desa (Kades) Sumberbulu, Kecamatan Songgon. Yang dimaksud perempuan tersebut adalah orang tua yang telah membuang bayi berkelamin laki-laki itu. Bayi tersebut diperkirakan baru lahir dua jam sebelum ditemukan warga di Desa Sumberbulu.

Tidak sedikit perempuan yang menitikkan air mata ketika melihat bayi mungil tidak berdosa itu terlelap di atas kasur di ruang tengah rumah Lasio. Ya, di rumah berlantai keramik di tepi jalan Dusun Krajan, Desa Sumberbulu, itulah bayi tersebut dirawat. Kabar penemuan bayi itu langsung mengundang warga untuk mendatangi rumah Lasio.

Apalagi saat ditemukan, bayi mungil tersebut berada di dalam tas dan resletingnya digembok. Awal ditemukan, tubuh bayi itu hanya diselimuti selembar kain sewek . Bercak darah masih menetes dari tali pusar bayi tersebut.
Informasi yang berhasil dikumpulkan wartawan koran ini menyebutkan, bayi malang itu pertama kali ditemukan sekitar pukul 11.30 oleh Sutaha, 40, dan Suparji, 47.

Keduanya warga Desa Sumberbulu. Saat itu, kedua pria yang hendak pergi ke kebun tersebut mendengar tangisan bayi dalam sebuah tas hitam yang tergeletak di tepi jalan desa setempat. Awalnya, Sutaha dan Suparji mengira tas tersebut berisi bom. Tangisan bayi itu diduga hanyalah “pancingan” agar warga sekitar mendekat. Karena ketakutan, dua pria itu mengangkat tas tersebut menggunakan sebatang kayu.

Namun, lama-lama mereka yakin bahwa tas tersebut berisi bayi. Sebab, semakin lama suara tangisan dari dalam tas berukuran besar itu semakin keras. Setelah berhasil membuka tas tersebut, Sutaha langsung melapor kepada kepala Dusun (Kasun) Kajan, Desa Sumberbulu. Nyaris di saat bersamaan, Suginten, istri Lasio, melintas di jalan desa tersebut. Suparji dan Suginten langsung membawa bayi malang itu ke rumah bidan.

Oleh bidan, bayi yang hingga kemarin belum diberi nama itu dinyatakan sehat. Setelah dimandikan, bayi mungil itu langsung dibawa Suginten ke rumahnya. Sementara itu, warga sangat geram. Mereka jengah dengan tindakan orang tua si bayi yang tega membuang buah hatinya sendiri. “Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganjaran yang setimpal. Orang tua macam apa yang tega membuang buah hatinya.

Apalagi, bayi ini dimasukkan dalam tas dan digembok. Jika tidak segera ditemukan, bisa-bisa bayi ini meninggal dunia,” ujar seorang wanita seraya mengusap air mata yang membasahi pipinya. Sejak tersiar kabar ada bayi di dalam tas, warga langsung berbondong-bondong mendatangi rumah Lasio. Suginten, istri sang kades, bersedia merawat bocah mungil seberat 2,2 kilogram (Kg) dan panjang tubuh 47 centimeter (cm) tersebut.

Bahkan, sampai menjelang malam, gelombang warga yang ingin melihat sang bayi masih terus berlanjut. Saking membeludaknya warga yang penasaran, pelataran rumah yang cukup luas itu hampir tidak cukup menampung kendaraan parkir. Tidak sedikit warga yang datang membawa pakaian bayi.

Mereka seolah mahfum bahwa Suginten tidak memiliki baju dan peralatan bayi. Bayi mungil itu benar-benar menghipnotis warga. Kulitnya yang bersih dan wajahnya yang menggemaskan membuat warga benar-benar heran mengapa orang tuanya tega membuangnya. “ Kok orang tuanya tega. Mengapa tidak bersyukur diberi rezeki keturunan.

Padahal, banyak orang berumah tangga sekian tahun belum dikaruniai anak. Saya sendiri merasakan hal itu,” ujar Widya, 34, warga sekitar. Dengan nada bicara yang cukup tinggi, seorang laki-laki nyeletuk. Dia merasa yakin bocah malang yang satu ini merupakan hasil hubungan terlarang. “Seharusnya jangan berbuat dosa besar untuk

kedua kalinya. Sadari kesalahan itu, dan rawat bayi ini baik-baik. Tuhan pasti mengampuni umat-Nya yang bertobat,” kata pria tersebut. Warga lain menimpali. Bayi tersebut diduga kuat dibuang seseorang yang bertempat tinggal tidak jauh dari Desa Sumberbulu. Sebab, meski dimasukkan dalam tas, bayi tersebut masih hidup.

Itu berarti bayi malang tersebut dibawa dari jarak yang tidak terlalu jauh, dan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun demikian, di Desa Sumberbulu tidak ada perempuan yang hamil tua. “Kalau bayi ini terlalu lama berada di dalam tas, pasti nyawanya tidak bisa diselamatkan. Saya yakin, orang yang membuang bertempat tinggal di sekitar Kecamatan Songgon,” duganya.

Sementara itu, Suginten mengaku bersedia merawat bayi laki-laki itu baik-baik sampai ada pihak yang bersedia mengakui bahwa bayi tersebut darah dagingnya. “Saya akan merawatnya baik-baik. Mudah-mudahan orang tuanya segera menyadari kesalahann ya (membuang bayi itu),” ungkap Suginten.

Senada dengan Suginten, Lasio berharap orang tua bayi itu bersedia mengambilnya dan membesarkannya penuh kasih sayang. “Meskipun bayi ini sudah kami rawat baik-baik, jika orang tuanya datang dan mengakui kesalahannya, bayi ini akan kami serahkan. Bagaimanapun bayi ini butuh kasih sayang orang tuanya,” tuturnya. (radar)