Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Disiksa Majikan, TKI Asal Banyuwangi Nekat Kabur

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

foto-nurul-hidayati-warga-desa-genteng-wetan-kecamatan-genteng-disiksa-majikan-di-taiwan

GENTENG – Kabar kurang sedap kembali datang dari para tenaga kerja  Indonesia (TKI) yang sedang bekerja di luar negeri. Nurul Hidayati, 30, asal Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan,  Kecamatan Genteng, Banyuwangi, yang kini bekerja di Taiwan nekat  kabur dari rumah majikannya.

Dari informasi yang diterima keluarganya, Nurul kabur dari rumah majikannya karena sering disiksa.  Bahkan, oleh majikannya pernah  disiram air panas. “Saya tidak terima,  majikan istri saya itu harus diproses hukum,” tuntut suami Nurul Hidayati, Ahmad Mudofir, 33.

Terkait nasib yang menimpa istrinya itu, Mudofir telah mendatangi kantor  Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Kabupaten Banyuwangi, untuk meminta kejelasan nasib istrinya tersebut. “Saya meminta keadilan, istri saya bisa segera dipulangkan,” katanya.

Mudofir mengaku mengetahui kabar kurang baik mengenai istrinya itu pada  Sabtu (12/11) sekitar pukul 15.00. Saat itu ada telepon dari salah satu TKI yang  sedang berada di kantor polisi Taiwan. “TKI itu menelepon untuk memastikan  bahwa Nurul Hidayati itu benar-benar istri saya,” ujarnya.

Dalam sambungan telepon itu,  TKI yang juga teman istrinya itu  mengabarkan Nurul pada Kamis (10/11) kabur dari rumah majikan karena disiksa. “Istri saya katanya kabur,” terangnya.  Mudofir mengaku tidak tahu istrinya yang kabur itu pergi kemana. Hanya, saat ini sedang berada di Kantor Dagang Ekonomi  Indonesia (KDEI) di Taiwan.

“Saya juga belum bisa komunikasi dengan istri saya itu,” ungkapnya.  Dari teman sesama TKI, istrinya  mendapat siksaan dan disiram air panas karena dituduh merusak perabotan rumah milik majikannya. “Katanya  merusak perabotan rumah, tapi jelasnya  saya belum tahu, ” terangnya.

Mudofir membeberkan informasi istrinya berangkat menjadi TKI di Taiwan pada Ramadan atau Juni 2016 melalui PT. Mardel Mitra Global,  Malang. Selama ini tidak pernah ada kabar yang kurang menyenangkan. “Selama ini sering komunikasi melalui messenger,” ungkapnya.

Sejak awal bekerja, Mudofir sudah tahu majikannya cukup keras. Komunikasi saja hanya boleh tiga menit. Itu pun diawasi majikannya. “Tidak boleh bawa HP (hand phone) dan tidak boleh keluar,” katanya. Atas kejadian yang menimpa  istrinya itu, Mudofir meminta  pemerintah maupun agen TKI untuk bisa lebih teliti dan memastikan majikan orang baik. Sehingga tidak  berdampak pada TKI yang bekerja.

“Biar tidak seperti istriku, semoga ini yang terakhir,” harapnya.  Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Banyuwangi, Syaiful Alam Sudrajat melalui Kepala Bidang  (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja, Joko Sugeng Ragardjo, saat dikonfirmasi membenarkan ada TKI  yang kabur dari rumah majikannya.

“Suaminya baru datang, permohonannya pemulangan,” jelasnya. Terkait pemulangan ke tanah air,  Joko belum bisa memberikan kepastian. Hanya saja, dia sudah mengusahakan bersama PT yang memberangkatkan dan pihak KDEI. “Rabu (besok) masih akan rapat, kita juga akan bahas terkait advokasiyang akan kita lakukan,” ucapnya.

Terkait asuransi yang akan diterima korban, Joko menyatakan hal itu kemungkinan besar akan didapat. “Insya Allah akan ada asuransi, karena TKI ini berangkat secara  legal atau resmi,” katanya pada Jawa  Pos Radar Genteng. (radar)